Laporkan Masalah

Gugum Gumbira Maestro Tari Jaipongan :: Sebuah biografi

MULYADI, Tubagus, Prof.Dr. R.M. Soedarsono

2003 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian biografi Gugun Gumbira bermaksud mengungkap peranannya dalam bidang tari Jaipongan, khususnya mengenai motivasi Gugun mencipta tari Jaipongan serta pengaruh Jaipongan terhadap seni pertunjukkan yang ada di Jawa Barat. Walaupun pada dasarnya biografi menggunakan dispilin sejarah, akan tetapi peneliti juga membedahnya dengan menggunakan pendekatan multi disiplin agar didapat suatu penelaan yang lebih jelas. Tulisan ini diawali dengan pengungkapan latar belakang kehidupannya yang mendasari pikiran serta perilakunya kelak di kemudian hari, pendidikan, pengalaman berkesenian, pekerjaan, serta pengalaman dalam bidang lian yang memberi inspirasi pada kariernya sampai saat ini. Gugum dilahirkan di Bandung pada tanggal 5 April 1945, ia mulai mengenal pencak silat sejak usia 7 tahun. Kecintaannya pada pecak silat semakin mendalam setelah ia mendapat bimbingan langsung dari ayahnya yang dikenal sebagai tokoh Pencak Silat. Selain itu ia juga mempelajari tari Ketuk Tilu dari Bang Titil, Aki Sanudi, dan ibu Jubaedah. Pada tahun 1971-1973 Gugum mulai tertarik pada seni tari rakyat. Pada tahun 1974 Gugum menciptakan Tari Ketuk Tilu Perkembangan, yang kemudian berganti nama menjadi Jaipongan. Gugum sebagi seorang maestro tari Jaipongan yang berhasil menciptakan tari dengan memasukkan unsur-unsur gerak tari Tayub, Ketuk Pilu, Pencak Silat, Topeng Banjet, dan Bajidoran. Cir khas Jaipongan adalah adanya pola baku di dalam susunan geraknya seperti: bukaan, pencugan, nibakeun, dan ngagookeun. Karyanya ini sangat dinamis dan banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai tingkatan. Untuk mempasilitasi hasil karyanya, Gugum mendirikan Padepokan Jugala sekaligus studio rekaman dengan nama Jugala Recording pada tahun 1976. Pada tahun 1980-an tari Jaipongan mengalami masa 'boom' khususnya di Jawa Barat. Kepiawaian Gugum dalam menciptakan tari Jaipongan telah memberikan kepercayaan dari berbagai pihak, karyanya sering dipentaskandi berbagai kesempatan baik di dalam maupun di luar negeri. Tari Jaipongan yang diciptakan Gugum begitu mengakar di masyarakat, sampai saat ini masih tetap digemari dan tetap berkembang terutama di lingkungan masyarakat dan lingkungan pendidikan. Karyanya juga dapat dijadikan bahan kajian yang bermanfaat sebagai salah satu contoh dalam pengembangan tari rakyat yang ada di Indonesia. Oleh karena itu saudah sepantasnya apabila Gugum disebut sebagai seorang maestro tari Jaipongan.

The biography research of Gugum Gumbira is meant to explore his role in Jaipongan dance, especially his motivation to create the dance and the influence of the dance to performing arts in West Jav. Although in principle biography researches uses historical approach, the researcher also explores the topic with the multi-disciplinary approach to get appropriate analysis. This paper starts with the background of his life that underlies his thoughts and behaviour, his educational background artistic experience, jobs, and his experience in other field that inspires his carrier until day. Gugum was born in Bandung on April 5, 1945. He studied Pencak Silat (a martial art)since he was 7 years old. He became more interested in Pencak Silat after the guidance from his father, an expert of Pencak Silat. In addition, he also studi Ketuk Tilu dance from Tilil, Aki Sanudi, and Ibu Jubaedah. In 1971-1973 Gugum was interested in folk arts. In 1974 Gugum created the Ketuk Tilu Perkembangan dance that eventually became the Jaipongan dance. Gugum, the expert of the Jaipongan, succeeded in creating the dance by using the movement from Tayub, Ketuk Tilu, Pencak Silat, Topeng Banjet, and Bajidoran. The Jaipongan is characterized by the main pattern: bukaan, pencugan, nibakeun, and ngagoongkeun. This dance has dynamic character, and people form several levels love it. To facilitate his work, Gugum founded Padepokan Jugala and recording studio Jugala Recording in 1976. In the 1980s the Jaipongan dance became popular in West Java. Gugum's expertise in creating the dance made people fond of the dance; his works were often performed in many events in the country and abroad. The Jaipongan dance is strongly rooted in the community, and until now people especially educators love the dance. His works are good examples of the development of folk dance and the may become the topic of researches. For that reason, it is appropiate to say that Gugum is a maestro of the Jaipongan dance.

Kata Kunci : Biografi Seniman Tari, Jaipongan, Gugum Gumbira, Maestro, Ketuk Pilu, Pencak Silat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.