Laporkan Masalah

ANALISIS RISIKO PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK DARAH DI UNIT PELAYANAN TRANSFUSI DARAH (UPTD)

Meininda Fika Herayati, M. K. Herliansyah S.T., M.T., Ph.D

2019 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRI

Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit atau disingkat UTDRS adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pendonor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2014 pasal 7. Dalam melakukan fungsinya, UPTD Sardjito yang merupakan UTDRS, tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi jalannya aktivitas yang dapat menjadi ancaman atau hambatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko pada rantai pasok darah pada UPTD Sardjito, menentukan pengelompokan risiko, dan membuat rumusan risk response planning berdasarkan prioritas risiko pada rantai pasok darah di UPTD Sardjito. Analisis risiko diawali dengan tahap identifikasi risiko, dilanjutkan dengan penilaian risiko, evaluasi risiko, dan perumusan risk response planning. Identifikasi risiko dilakukan dengan pendekatan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) yang meliputi proses Plan, Source, Make, Deliver, Return, dan Enable. Risiko yang teridentifikasi dinilai menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penyebab risiko dianalisis menggunakan Fishbone Diagram. Penentuan risiko yang diprioritaskan menggunakan prinsip Pareto yaitu 20% risiko tertinggi yang diberikan rumusan risk treatment Hasil penelitian menunjukkan terdapat 34 risiko yang teridentifikasi, dengan 7 risik termasuk extreme risk, 18 risiko termasuk high risk, 6 risiko termasuk moderate risk, dan 3 risiko termasuk low risk. Prioritas risiko yang dilakukan perumusan risk treatment adalah ketidaksesuaian jumlah produk darah yang tersedia dengan permintaan, kesalahan dalam pembacaan ketika pemeriksaan golongan darah, produk diberikan kepada pasien yang salah, dan terjadi perubahan permintaan secara mendadak.

Hospital Blood Transfusion Unit or abbreviated UTDRS is one of the health care facilities that organizes blood donors, blood supply, and blood distribution according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 83 of 2014. In carrying out its functions, UPTD Sardjito, which is UTDRS, is inseparable from various kinds of factors that influence the course of activities that can be a threat or obstacle. The purpose of this study is to identify the risk in the blood supply chain at the Sardjito UPTD, determine risk grouping, and formulate risk response planning based on risk priorities in the blood supply chain at the Sardjito UPTD. Risk analysis begins with the risk identification stage, followed by risk assessment, risk evaluation, and risk response planning. Risk identification is carried out using the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model approach, which includes the Plan, Source, Make, Deliver, Return, and Enable processes. The risks identified are assessed using the Failure Mode, and Effect Analysis (FMEA) method and the risk causes are analyzed using a Fishbone Diagram. Determination of risk prioritized using the Pareto principle is the highest 20% risk given the risk response planning. The results showed that there were 34 identified risks, with seven risks including extreme risk, 18 risks including high risk, six risks including moderate risk, and three risks including low risk. The risk priority that is carried out by risk response planning is the incompatibility of the number of blood products available by request, errors in reading when examining blood types, products given to wrong patients, and sudden changes in demand.

Kata Kunci : Darah, UTDRS, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fishbone Diagram, Supply Chain Operations Reference (SCOR) / Blood, UTDRS, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fishbone Diagram, Supply Chain Operations Reference (SCOR)

  1. S1-2019-379954-abstract.pdf  
  2. S1-2019-379954-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-379954-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-379954-title.pdf