Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGGI WAJAH DAN UKURAN SINUS FRONTALIS PADA MALOKLUSI KELAS I ANGLE ORANG JAWA

DITA WIDYA ABRILIA, drg. Christnawati, M.Kes., Sp.Ort.(K);drg. Soekarsono Hardjono, Sp.Ort.(K)

2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGI

Sinus frontalis adalah salah satu sinus paranasal yang terletak di dahi dan perkembangan sinus paranasal akan dipengaruhi pertumbuhan morfologi wajah. Pertumbuhan tinggi wajah akan menggambarkan pertumbuhan kraniofasial. Tinggi wajah terdiri dari tinggi wajah anterior (N-ANS, ANS-Me dan N-Me) dan tinggi wajah posterior (S-Go). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tinggi wajah dan ukuran sinus frontalis pada maloklusi klas I Angle orang Jawa. Penelitian ini dilakukan pada 55 mahasiswa Orang Jawa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, berusia 18-22 tahun dengan susunan gigi lengkap dan relasi molar pertama klas I Angle dan tidak memiliki kelainan kraniofasial. Seluruh subjek dilakukan pengambilan foto sefalometri lateral. Hasil soft file sefalogram lateral dilakukan pengukuran jarak N-ANS, ANS-Me, N-Me dan S-Go dengan aplikasi DBSWIN. Hasil pengukuran dianalisis dengan product moment Pearson. Hasil analisis korelasi product moment Pearson menunjukan bahwa hubungan tinggi wajah dan ukuran sinus frontalis diperoleh nilai p>0.05, berarti tidak adanya hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara tinggi wajah dan ukuran sinus frontalis pada maloklusi klas I Angle orang Jawa.

Frontal sinus is the paranasal sinus located on the forehead and development of paranasal sinus to be determine facial morphology. Facial height growth represents craniofacial growth. The facial height consists of the anterior facial height ( N-ANS, ANS-Me and N-Me) and the posterior facial height (S-Go). The study aims to determine the relationship between facial height and frontal sinus size in class I Angle malocclusion Java. The study involving 55 dentistry students of Gadjah Mada University including Javanese, 18-22 years old with complete teeth arragement and Angle class I and has no craniofacial abnormal. Lateral cephalometric photographs are done toward the subject. The result of soft file cephalogram lateral meansured distance N-ANS, ANS-Me, N-Me and S-Go using DBSWIN software. The data obtained is then analyzed using product moment Pearson. The result of product moment Pearson correlation analysis on facial height relationship and frontal sinus size obtain p>0.05 showing no significant relation. The conclusion of this research is that there is no correlation between facial height and frontal sinus size in Jawa class I Angle malocclusion.

Kata Kunci : Tinggi Wajah, Sinus Frontalis, Sefalometri Lateral,Facial Height, Frontal Sinus, Lateral Cephalometric