PENGARUH GIGI BERJEJAL TINGKAT SEDANG TERHADAPSTATUS PSIKOSOSIAL PADA REMAJA AKHIR USIA 18-21 TAHUN (Kajian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada)

AISA SAIKHUSITA, Prof. Dr. drg. Pinandi Sri Pudyani S.U., Sp Ort.(K); Dr.drg. Ananto Ali Alhasyimi, MD.Sc.

2018 | Skripsi | S1 HIGIENE GIGI

Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi. Gigi berjejal dianggap sebagai jenis yang paling umum dari maloklusi.Maloklusi gigi tidakhanya mempengaruhi fungsipengunyahan dan penampilan lisan,tetapi juga dari sosial,dan efek psikologis. Bagi remaja, penampilan wajah dan susunan gigi-geligi merupakan bagian yang penting dari penampilan fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gigi berjejal tingkat sedang terhadap status psikososial pada mahasiswa FKG UGM usia 18-21 tahun. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan sejumlah 63 orang. Pengukuran gigi berjejal tingkat sedang menggunakan Malalignment Index (MI), sedangkan untuk mengukur status psikososial menggunakan Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Questionnaire (PIDAQ). Uji analisis untuk mengetahui pengaruh gigi berjejal tingkat sedang terhadap status psikososial menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) dan sangat kuat antara gigi berjejal tingkat sedang terhadap status psikososial dengan koefisien korelasi yang positif (r=0,85). Kesimpulan dari penelitian ini adalah gigi berjejal tingkat sedang dapat menimbulkan dampak buruk terhadap status psikososial remaja.

The prevalence of malocclusion in Indonesia is still very high. Crowded teeth are considered the most common type of malocclusion.Dental malocclusion does not only affect the function of mastication and oral appearance, but also of social, and psychological effects. For adolescents, the appearance of the face and the arrangement of the teeth are an important part of physical appearance. The purpose of this study was to determine the effect of moderate level crowding teeth on psychosocial status in FKG UGM students aged 18-21 years-old. Cross sectional method is employed in this study. Subjects were selected based on the inclusion criteria that had been set by 63 people. Moderate level crowding measurement using Malalignment Index (MI), meanwhile the Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Questionnaire (PIDAQ) is employed in the measurement of psychosocial status. Analysis test to determine the effect of moderate level crowding teeth and psychosocial status using Pearson Product Moment correlation analysis. The results of this study show that there was significant correlation (p<0.05) and very strong correlation between the moderate level crowding teeth and psychosocial status with a positive correlation coefficient (r=0.85). The conclusion of this study is that mid-level teeth will reduce the psychosocial status of adolescents.The conclusion of this study is that moderate level crowding teeth can cause adverse effects on the psychosocial status of adolescents.

Kata Kunci : Kata kunci : Gigi berjejal, Status Psikososial, Remaja./ Keywords: crowded teeth, psychosocial status, adolescence.