Laporkan Masalah

HUBUNGAN MOTIVASI UNTUK BERUBAH DENGAN DERAJAT KEPARAHAN GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT PADA PENGHUNI LAPAS NARKOTIKA KLAS IIA YOGYAKARTA

ARIF PRASSETYO, Dr. dr. Carla R. Marchira, SpKJ(K); dr. Silas Henry Ismanto, SpKJ

2018 | Tesis-Spesialis | ILMU KEDOKTERAN JIWA

Latar belakang: Gangguan penggunaan zat merupakan salah satu beban kesehatan mental terbesar di dunia karena menyebabkan peningkatan biaya pemeliharaan kesehatan, peningkatan angka kriminalitas, dan penurunan produktivitas. Diperlukan upaya untuk mengobati dan mengembalikan pengguna zat agar bisa kembali ke masyarakat dan tidak menyalahgunakan zat kembali. Motivasi untuk berubah merupakan elemen penting dalam keberhasilan terapi gangguan penggunaan zat. Derajat keparahan gangguan penggunaan zat juga dilaporkan berhubungan dengan keberhasilan terapi. Kedua komponen tersebut penting untuk dinilai sebelum prosedur rehabilitasi untuk gangguan penggunaan zat. Maka penting untuk dipahami hubungan antara motivasi untuk berubah dan derajat keparahan gangguan penggunaan zat. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai adanya hubungan antara motivasi untuk berubah dan derajat keparahan gangguan penggunaan zat dengan sampel penghuni lapas laki-laki Metode: Subjek pada penelitian ini adalah penghuni Lapas laki-laki yang ditahan di Lapas Narkotika Kelas II-A Yogyakarta. Informed consents didapatkan dari semua subjek. Derajat keparahan gangguan penggunaan zat diukur dengan menggunakan Texas Christian University Drug Screen-V (TCUDS V) versi Indonesia. Motivasi untuk berubah diukur dengan menggunakan 24 pernyatan University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA 24). Data di analisa secara statistik. Analisis bivariat dilakukan pada semua variabel. Analisis multivariat dilakukan untuk semua variabel yang telah dianalisis dengan analisis bivariat. Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan instrumen URICA 24 versi Indonesia valid (Pearson's product moment r = 0,155 - 0,668; p< 0,05) dan reliabel (Cronbach's alpha = 0.723). Kejadian gangguan penggunaan zat pada penghuni Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta adalah sebesar 86,9% dan motivasi untuk berubah ditemukan dengan rincian, motivasi ringan sebanyak 13,6%, motivasi sedang sebanyak 81,3%, dan motivasi tinggi sebanyak 5,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara derajat keparahan gangguan penggunaan zat dengan motivasi untuk berubah (r=0,121; p= 0, 111). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara derajat keparahan gangguan penggunaan zat dengan motivasi untuk berubah pada penghuni Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta

Background Substance use is among the largest mental health burdens in the world. It leads to increase health care costs, crime rates, and reduced productivity. Treatment for substance user disorder in order to return them to society and not to use substances again requires enormous effort. Motivation to change is one key element for the successful treatment of substance use disorder. The degree of severity of substance use is also reported to be highly correlated with treatment success. Both of these components are particularly important to be assessed prior to rehabilitation procedure for substance use disorder. Therefore, it is important to understand the association between motivation to change and severity of substance use disorder. Objective The objective of this study is to examine correlation between motivation to change and severity of substance use disorders in a sample of male prisoners. Methods The subjects of this study are male prisoners who were admitted to Lapas Narkotika Klas II-A Yogyakarta. Informed consents are obtained from all subjects. The severity of substance use disorder is measured using the Indonesian version of Texas Christian University Drug Screen-V (TCUDS V). Motivation to change is measured using 24 item University of Rhode Island Change Assessment Scale (URICA 24). The data is analyzed statistically. Bivariate analysis is conducted among all study variables. Multivariate analysis is conducted to for all variable retained in the bivariate analyses. Results The statistical analyses results showed that the University of Rhode Island Change Assesment Scale 24 items (URICA 24) Indonesian version was valid (Pearson's product moment; r = 0.155 - 0.668; p < 0,05) and reliable (Cronbach's alpha = 0.723). The incidence of substance use disorder among our subjects was 86,9% and low motivation was 13,6%, moderate motivation was 81,3%, high motivation was 5,1%. Bivariate analysis showed no significant correlation between severity of sibstance use disorder and motivation to change statistically (r=0,121; p= 0, 111). Conclusion There is no significant correlation between severity of substance use disorder and motivation to change statistically among inmates in Narcotic Prison Yogyakarta

Kata Kunci : gangguan penggunaan zat- motivasi untuk berubah, TCUDS V, URICA 24, Narapidana

  1. S2-2018-359691-abstract.pdf  
  2. S2-2018-359691-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-359691-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-359691-title.pdf