Laporkan Masalah

Agribusiness Learning Center di Kulon Progo dengan Metode Interactive Engagement

NUGRAINNA MALINDA HUSNA, Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indeks pangan Indonesia berada di peringkat 21 dari 25 negara dunia yang dipilih dari anggota G20 ditambah 5 negara pilihan. G20 adalah grup negara dengan perekonomian besar. Namun, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, membanggakan hal ini. Padahal peringkat 21 dari 25 negara artinya sektor pangan Indonesia peringkat sangat bawah. Indonesia sendiri sebenarnya telah melakukan swasembada beras yang berhasil digalakan kembali pada tahun 2016 – 2017, namun sekarang Indonesia mengimpor beras lagi. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sektor pangan Indonesia, Kementrian Pertanian membangun Agro Techno Park (ATP) di berbagai daerah, salah satunya di Wijilan, Kulon Progo. Tujuannya dibangunnya ATP Wijilan adalah untuk menginkubasi agribisnis termasuk diseminasi pengetahuan dan teknologi pertanian. Dengan tujuan utama untuk edukasi, perlu adanya rancangan fungsi khusus edukasi yang terintegrasi dengan ATP, yaitu learning center. Perancangan Agribusiness Learning Center (AbLC) di Kulon Progo ini bertujuan sebagai inkubator agribisnis yang menyediakan sarana diseminasi pengetahuan dan teknologi pertanian, khususnya untuk komoditas padi, yang mampu membuat siswa belajar secara aktif dan memahami materi secara lebih komprehensif agar mereka menjadi pelopor pembangun agribisnis di daerahnya. Harapannya siswa tersebut dapat meneruskan ilmunya kepada petani di daerah sehingga ikut meningkatkan tingkat kesejahteraan sosial serta agar sektor pangan Indonesia menjadi semakin maju.

Indonesia’s Food Index is ranked 21th out of 25 countries selected from G20 members and 5 other countries. G20 is a group of countries whom economy are the largest in the world. However, the Ministry of Agriculture, Mr. Amran Sulaiman, was proud of it even though ranking 21 of 25 meant Indonesia’s food sector was ranked very low. Actually Indonesia has made self-sufficiency in rice which has been successfully revitalized in 2016 - 2017, but now Indonesia imports rice again. To improve the quality and quantity of Indonesia's food sector, the Ministry of Agriculture built Agro Techno Park (ATP) in various regions, and one of them is in Wijilan, Kulon Progo. The purpose of the Wijilan ATP is to incubate agribusiness including the dissemination of agricultural knowledge and technology. With the main goal for education, it is necessary to design a special educational function that is integrated with ATP, which is a learning center. The Agribusiness Learning Center (AbLC) in Kulon Progo aims to be an agribusiness incubator that provides facilities of disseminating agricultural knowledge and technology, especially for rice, which can make students learn actively and understand the material comprehensively so that they become pioneers of agribusiness in their regions. Hopefully these students can continue their knowledge to farmers in the regions so that they also increase the level of social welfare and so that the Indonesia’s food sector becomes more advanced.

Kata Kunci : Agribisnis, Pangan, Balai Pelatihan, Padi, Beras, Kulon Progo / Agribusiness, Food, Learning Center, Rice, Kulon Progo

  1. S1-2018-364020-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364020-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364020-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364020-title.pdf