Laporkan Masalah

Analisis Survai Sikap Netizen Indonesia Terhadap Crowdfunding

SEKAR BESTARI, Pulung Setiosuci Perbawani, S.I.P., M.M

2018 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Ide tentang a crowdfunding, yaitu pendanaan kolektif untuk satu isu, cukup relevan dengan latar belakang masyarakat Indonesia yang cenderung komunal. Dalam beraktifitas di tengah komunitas masyarakat, seringkali dijumpai penekanan pada budaya gotong royong. Misalnya dalam wujud paguyuban RT/RW saat melakukan kerja bakti atau bantuan saat saat salah satu anggota masyarakat mengadakan perayaan yang sifatnya personal atau dalam lingkup keluarganya. Sifat membantu sesama ini sangat mungkin untuk dibawa ke ranah digital. Bahkan sudah ada beberapa kasus yang membuktikannya, seperti Koin untuk Prita pada tahun 2009 dan kasus TKI Darsem pada tahun 2011. Setelah tahun 2011, mulai banyak wadah berupa websitus crowdfunding yang kemudian menjadi pihak ketiga untuk membantu pengorganisasian proyek crowdfunding. Websitus tersebut tidak berhenti pada pendanaan dengan isu konvensional seperti sosial dan kemanusiaan yang sifatnya donasi sukarela. Kini websitus crowdfunding banyak bermunculan mengkampanyekan proyek crowdfunding yang di antaranya untuk mengembangkan kreatifitas kesenian, teknologi dan pengetahuan. Pengembangan kreatifitas tersebut tentu urgensinya berbeda dengan proyek-proyek sosial dan kemanusiaan yang membawa isu keselamatan manusia. Selain urgensi, banyak hambatan lain seperti tingkat kepercayaan masyarakat untuk mendanai isu yang tersebar di internet. Responden representatif dalam penelitian ini akan diminta untuk memberi pernyataan tentang bagaimana sikap mereka terhadap crowdfunding yang saat ini berkembang di Indonesia.

The idea of crowdfunding, a collective fundraising, is considerably relevant to Indonesian community. Cultural background in Indonesia is largerly associated with its communality and solidarity between the pople within their community or neighborhood. For example, in most occasions, Indonesian people voluntarily help their neighbor by giving their energy or even money to have them celebrate their personal celebration such as wedding, etc. This particular character has a great potential to gain success in the digital area. As a matter of fact, a case of Koin untuk Prita in 2009 or TKI Darsem in 2011 is exhibiting the proof of internet fundraising potential in Indonesia. Followed by those successful cases, crowdfunding platforms are growing in Indonesia up until today. They are playing as a third party to organize the campaign for fundraiser. The platforms are not only accepting campaign for conventional fundraising issue such as humanity and social issue, but also the less urgent issue such as creativity and technology development for artist, engineer, or simply enthusiasts. The problem with crowdfunding today is not only the growing of a less urgent campaign, but also the level of trust of internet information. The representative respondent will be inquired to fill in their statement of how is their attitude toward the developing crowdfunding in Indonesia.

Kata Kunci : Analisis Survey, Crowdfunding, Pembentukan Sikap, Netizen Indonesia / Survey Analysis, Crowdfunding, Attitude Shaping, Indonesian Netizen