Museum Klaster Dayu Telisikan Autoetnografi Terhadap Pemanggungan Narasi dan Artefak Situs Pra Sejarah Dayu

APRIADI UJIARSO, Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A

2018 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Telisikan Autoetnografi Pemanggungan Narasi dan Artefak situs Dayu ini adalah penelitian yang menerapkan pendekatan autoetnografi guna memeriksa kembali berbagai pengalaman yang muncul di dalam proses kerja perencanaan dan pemanggungan museum klaster Dayu. Metode autoetnografi dimanfaatkan untuk menyatukan kembali narasi narasi yang terpisah antara pengalaman peneliti dan pengalaman kawan kawan Sakala Syndicate yang terlibat di dalam proses perencanaan dan pemanggungan museum klaster Dayu, ke dalam bentukan kisah pengalaman bersama dengan memakai model penceritaan menggunakan kata ganti orang pertama, sehingga membentuk tuturan evokatif. Kisah pengalaman bersama itu lantas dibaca ulang dan mengujinya atau membandingkan dengan tulisan tulisan yang dibuat oleh lembaga pengelola dan lembaga penerima manfaat, serta terutama tulisan tulisan dari pengunjung museum klaster Dayu yang terpilih, dan dengan menggarisbawahi ekspresi ekspresi bersifat ephiphany (pencerahan) dari pengalaman pengunjung yang membaca ketinampilan (performative) museum klaster Dayu. Ephiphany adalah satu konsep penting di dalam autoetnografi, yaitu kejadian yang mengubah cara pikir, sikap, dan pandangan pribadi sebagai hasil interaksi pribadi dan kenyataan yang ada. Dari bentukan kisah pengalaman bersama itu, dan peristiwa ephiphany di dalam tulisan pengunjung membuka peluang peneliti untuk secara personal merefleksikan momen momen pengalaman bersama tim kerja Sakala. Tulisan tulisan pengunjung itu memperkuat kesadaran peneliti bahwa ketinampilan museum klaster Dayu secara keseluruhan merupakan bagian dari suatu proses panjang pembentukan museum baru di dalam konteks museologi baru (new museology). Fragmen fragmen gagasan museologi baru telah muncul sejak pemilihan lokasi yang spesisik, dan secara kuat menggiring terbentuknya rancangan arsitektural yang tidak mampu mengubur keseluruhan situs prasejarah Dayu dengan bangunan besar. Meski tidak dinyatakan secara eksplisit, gagasan museologi baru selanjutnya dikelola melalui proses perencanaan yang dituangkan secara tertulis di dalam Konsep Rancangan Pameran Museum Dayu. Proses Pemanggungan Narasi dan Artefak Situs Prasejarah Dayu di dalam museum klaster Dayu bekerja berbasis Konsep Rancangan termaksud, mengakomodasikannya dan terus memperkuat gagasan - gagasan yang tertuang di dalamnya. Keseluruhan hasil penelitian yang mengungkap museum klaster Dayu ke dalam kategori museologi baru ini menjadi mungkin terlaksana dengan memanfaatkan metode autoetnografi di dalam konteks museologi.

Autoethnographic Inquiry of Dayu Site Narrative and Artifact is a research model that applies an autoethnographic approach to re-examine the various experiences that surfaced during the planning and performing processes of Dayu cluster museum. Autoethnographic method is used to re-integrate separate narrations of those experience of the researcher and of those of friends of Sakala Syndicate who were involved in the planning and performing processes of Dayu cluster museum, to further form them into a single story of joint experiences using story-telling from first person point of view, and hence an evocative narrative is shaped. This story of joint experiences will be re-read and tested or will be compared to other narratives written by the organizing organization and the beneficiary organization, and especially to narratives written by the selected visitors of Dayu cluster museum, and by highlighting ephiphanic expressions in the visitors experiences who apture/read the performativeness of Dayu cluster museum. Ephiphany is one crucial concept in autoethnography where it signifies an event where ones mindset, attitude, and personal perspective are changed as the result of the interaction between the person and the reality. From the meeting of this joint experience and the ephiphanic events found within the visitors narratives, it opens an opportunity for the researcher to personally reflect their moments together with Sakalas team work. With these visitors stories, it enhanced the researchers awareness that Dayu cluster museum performativeness as a whole is part of an extensively long process of forming/developing a new museum within the context of a new museology. Fragments of ideas of the new museology have been emerging since the selection of specific site was made, and has ever since been strongly leading toward the development/formation of architectural designs that despite the massiveness of the costruction still were unable to conceal the overall historical site of Dayu. While unexpressed explicitly, new museology ideas were further managed through a written planning process within the Concept Design of Dayu Museum Exhibition. The Dayu Prehistoric Site Artifact and Narrative Performance inside Dayu cluster museum works on the basis of the aforementioned Concept Design, accommodating this concept, and continually strengthening the ideas contained in it. The complete result of the research that could classify Dayu cluster museum into this new museology category is made feasible through the employment of the autoethnographic method within the context of museology.

Kata Kunci : Autoethnography, New Muesology, Museum, Prehistoric Sites