Pengaruh Karakteristik dan Kepatuhan Pasien terhadap Outcome Klinik serta Biaya Terapi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

SEPTIANA TRI WAHYUNI, Dr. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt; Dr. Dwi Endarti, M.Sc., Apt

2018 | Tesis | S2 Magister Farmasi Klinik

Kontrol glukosa yang tidak tercapai pada pasien diabetes melitus (DM) mengakibatkan masalah morbiditas dan mortalitas serta menyebabkan konsekuensi yang cukup besar untuk perawatan kesehatan dan biaya terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik dan kepatuhan pasien terhadap outcome klinik serta untuk mengetahui biaya terapi pasien DM tipe 2 rawat jalan. Penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan rancangan penelitian cross sectional pada pasien DM tipe 2 yang menjalani perawatan di RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Morangan Sleman, dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap yaitu secara concurrent terkait wawancara mengenai kepatuhan pasien dan secara retrospektif berdasarkan rekam medis terkait data outcome klinik serta biaya terapi pada pasien. Outcome klinik yang diukur adalah nilai HbA1c atau glukosa darah pasien. Analisis faktor yang mempengaruhi outcome digunakan Chi-square test dan untuk analisis biaya digunakan Kruskal-wallis test dengan taraf kepercayaan 95% dan kemaknaan p < 0,05. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 300 pasien. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 47,7% pasien telah mencapai target kendali glukosa darah berdasarkan kriteria ADA 2017. Terdapat pengaruh diet (p=0,000), olahraga (p=0,000), pola peresepan (p=0,015), dan kepatuhan (p= 0,000) terhadap outcome klinik pasien. Biaya terapi rata-rata pasien DM tipe 2 rawat jalan per bulan sebesar Rp 469.718,00. Durasi menderita DM (p=0,000), komplikasi penyakit (p=0,000), dan pola peresepan (p=0,000) berpengaruh terhadap biaya terapi pasien. Diperlukan edukasi untuk meningkatkan diet, olahraga, dan kepatuhan dalam pengobatan untuk mencapai kontrol glukosa yang diharapkan. Durasi menderita DM lebih dari 10 tahun, komplikasi penyakit mikrovaskuler, dan pola peresepan kombinasi antidiabetika dan insulin menjadi penyebab tingginya biaya terapi pada pasien DM tipe 2 rawat jalan.

Poor glycemic control for diabetes mellitus (DM) patients brought morbidity and mortality problem which also create considerable consequences for health care and therapy costs. This study aimed to determine whether there is an influence on patient's characteristics and adherence to clinical outcomes, as well as to know the therapy cost of type 2 DM outpatients. The research method was an observation with cross-section study on type 2 DM patients who were treated in RSUD Kota Yogyakarta, Morangan Sleman, and Panembahan Senopati Bantul Hospital. The data were collected through two stages. The first stage data was obtained by concurrent, it is related to interviews on patient adherence. The second stage data were obtained retrospectively based on medical records that related to clinical outcome data and therapy cost. The clinical outcomes measured were HbA1c values and blood glucose levels. Chi-square test was used for factor analyze that influence the outcome and Kruskal-wallis test with 95% confidence level and significance p <0.05 was used for the cost analysis. The number of samples in this study was 300 patients. The results showed that 47.7% of patients had achieved blood glucose control targets based on ADA 2017 criteria. There were effects from dietary (p = 0.000), exercise (p = 0.000), prescribing patterns (p = 0.015), and adherence (p = 0.000) to clinical outcomes. The average therapy cost of type 2 DM outpatient was Rp 469.718,00 per month. The duration of DM (p = 0.000), the complication of disease (p = 0.000), and the prescribing pattern (p = 0.000) had an effect on patient therapy cost. Education is needed to improve diet, exercise, and adherence in treatment to achieve optimal glycemic control. The duration of DM that over 10 years, the complications of the microvascular disease, and the prescribing patterns of combination oral antidiabetic and insulin were the cause of the high therapy cost on type 2 diabetes outpatients.

Kata Kunci : outcome klinik, biaya terapi, diabetes melitus tipe 2