Laporkan Masalah

KAJIAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KOEFISIEN LIMPASAN (STUDI KASUS: DAS TONDANO)

SURONO, Dr. Slamet Suprayogi, M.S.;Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai, M.Sc

2018 | Tesis | S2 Geografi

Limpasan permukaan merupakan salah satu indikator daerah aliran sungai (DAS) yang menunjukkan kondisi kesehatan DAS. Besaran limpasan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik DAS seperti tutupan lahan, kemiringan lereng, infiltrasi tanah, dan simpanan permukaan. Empat faktor fisik tersebut mempunyai dominasi yang berbeda pada setiap DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika tutupan lahan yang berkaitan dengan nilai koefisien limpasan (C), mencari faktor fisik dominan yang mempengaruhi koefisien C, dan menentukan metode konservasi tanah dan air yang tepat berdasarkan karakteristik DAS. Metode yang digunakan untuk menentukan koefisien C adalah metode Cook dengan variabel utama tutupan lahan, kemiringan lereng, infiltrasi tanah, dan simpanan permukaan yang didekati dengan kerapatan aliran. Untuk menentukan debit puncak (Qp), faktor hujan dan faktor fisik DAS lainnya juga diperhitungkan, untuk kemudian dihitung menggunakan metode rasional pada sub-DAS terpilih. Hasil estimasi koefisien C kemudian dilakukan uji analisis regresi linear sederhana pada setiap faktor sehingga diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) untuk masing-masing faktor. Teknik konservasi untuk mengurangi koefisien C ditentukan berdasarkan hasil analisis dan temuan lapangan lainnya. Ekstraksi dan analisis data dilakukan pada lingkungan sistem informasi geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan koefisien C DAS Tondano berada pada kisaran 0,61 pada 2015 dan meningkat menjadi 0,65 pada 2025. Peningkatan koefisien limpasan berbanding lurus dengan berkurangnya tutupan vegetasi alami (hutan) menjadi lahan terbangun dan lahan pertanian. Analisis regresi menunjukkan bahwa di DAS Tondano, lereng merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap koefisien C dengan nilai R2 mencapai 0,656 dan paling tinggi diantara faktor lainnya. Teknik konservasi untuk mengurangi koefisien C dibagi menjadi 2 cara yaitu teknik secara mekanik yang meliputi guludan sejajar kontur dengan modifikasi, teras bangku, rorak dan sumur resapan. Secara vegetatif dilakukan dengan pemakaian mulsa organik, mengatur pola dan jarak tanam, pemilihan komoditas mengikuti musim, tanaman penutup tanah, serta teknik agroforestri. Semua teknik konservasi mempunyai tujuan yang simultan dengan mekanisme mengurangi jumlah hujan yang jatuh ke tanah, meningkatkan infiltrasi, dan memperlambat waktu konsentrasi aliran.

Runoff is one of the watershed indicators reflecting the watershed condition. The amount of runoff is strongly influenced by physical factors of watersheds such as land cover, slope, soil infiltration, and drainage density. Four physical factors have different dominance in each watershed. This research aims to study land cover change and estimating the runoff coefficient for Tondano watershed, finding the most dominant physical factor which is influencing runoff coefficient, and to determine conservation methods based on watershed characteristics to reduce runoff. Determination of runoff coefficient was adjudged by the Cook�s method with the main variable including land cover, slope, soil infiltration, and drainage density. To determine peak discharge (Qp), rainfall factors and other watershed physical factors were also taken into account and calculated using the rational method. Simple linear regression analysis was used to determine the most dominant factor influencing runoff coefficient. The conservation technique for reducing runoff coefficient was determined based on the results analysis and field study. Data extraction and analysis was conducted by geographic information system (GIS) environment. The results showed that the C coefficient of Tondano watershed ranging at 0,61 in 2015 and rise 0,65 in 2025. This result correspond to natural vegetation cover (forest) reduction, and increasing urban and agricultural landcover. Regression analysis showed that the slope is the most factor influencing the coefficient C with R2 value is 0,656 and the highest among the others. The conservation technique to reduce the coefficient C was divided into 2 ways: mechanical technique and vegetative technique. All conservation techniques have simultaneous goals with mechanisms for increasing interception, increasing infiltration capacity, and increasing time of concentration.

Kata Kunci : Limpasan Permukaan, Koefisien Limpasan, Tutupan Lahan, DAS Tondano


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.