Laporkan Masalah

Keberlanjutan Kawasan Kolonial Kotabaru Berdasarkan Kenyamanan Termal

JULIA DHININGSIH, Dr. Ir. Arif Kusumawanto, M.T; Ir. Medy Krisnany, M. Arch

2018 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut terkena dampak dari global warming yaitu terjadinya perubahan iklim secara ekstrim. Hal tersebut memicu munculnya suhu tinggi yang menyebabkan kondisi udara tidak nyaman. Suhu tertinggi berada di pusat kota yang mana terdapat sebuah area pemukiman kolonial yaitu Kotabaru yang pada awalnya didesain oleh Belanda untuk menciptakan area yang nyaman dan dapat mengakomodasi kegiatan masyarakat dengan baik pada saat itu. Melihat kondisi saat ini selain karena perubahan iklim, adanya perubahan lingkungan akibat pembangunan dan berkurangnya penghijauan turut mengurangi kualitas lingkungan Kotabaru. Kenyamanan secara termal menjadi penting dan sangat dibutuhkan agar apa yang diharapkan oleh kawasan Kotabaru dapat terus berlanjut hingga ke masa yang akan datang. Dari permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah melihat kondisi kenyamanan termal yang ada di Kotabaru saat ini untuk menjadi pedoman menuju kawasan yang berkelanjutan. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan melakukan simulasi Envi-MET v.4 untuk melihat kondisi kenyamanan termal dan mengkaitkannya dengan teori keberlanjutan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa titik area di Kotabaru yang memiliki faktor potensi kenyamanan termal yang perlu ditingkatkan, misalnya pada area Boulevard yang penghijauannya masih dipertahankan. Terdapat pula faktor-faktor hambatan yaitu adanya beberapa titik area yang belum nyaman secara termal terutama pada area yang tidak ternaungi pepohonan dan juga area perumahan yang bersuhu tinggi akibat penggunaan AC.

Yogyakarta is one of Indonesian cities suffering bad impact of global warming that is extreme climate change. High temperature occurs in the middle of the city where there is a colonial settlement area namely Kotabaru. In the past, this area was designed by Dutch architect in order to create a comfortable area as well as to well accomodation the people’s activities. However, todays, Kotabaru’s environment quality has decreased caused by not only climate change but also environmental changer as the result of building constructions and lack of planting. Thus, thermal comfort is highly needed since it plays an important role in order to maintain the purpose of kotabaru area up to the future. In line with the problem mentioned above, the purpose of this research is to observe the condition of thermal comfort in Kotabaru at the present time in order to be a guidance to make it as sustainable region. This research employs experimental method done by doing a simulation using Envi-MET v.4 for observing thermal comfort condition and then linking it into the theory of sustainability. The result of the research shows that there are some spots in Kotabaru which have potential factors of thermal comfort that should be improved. The example is in boulevard are that still maintains its planting. Also, there are resistence factors that some spots are still uncomfortabel from the aspect of thermal comfort especially in the areas that there is no planting and some housings having high temperature cause by using AC.

Kata Kunci : kawasan kolonial, keberlanjutan, kenyamanan termal, perubahan iklim, simulasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.