Laporkan Masalah

PERSEPSI LANSIA TERHADAP FASILITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA (RESPON TERHADAP STATUS KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA RAMAH LANSIA DAN KOTA INKLUSIF)

HINDUN KHAIROTUN N, M. Sani Roychansyah, Ahmad Sarwadi

2018 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Meningkatnya kualitas dan standar pelayanan kesehatan, telah berhasil memberikan dampak baik terhadap peningkatan usia harapan hidup di Indonesia, yang selanjutnya berdampak pula terhadap peningkatan jumlah lansia. Sayangnya penuaan struktur masyarakat tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas yang dapat menunjang produktivitas lansia, seperti ruang terbuka pulik yang terbukti mampu menjaga kesehatan dan fungsi kongnitif lansia. Alih-alih membawa keuntungan untuk negara, peningkatan jumlah lansia justru memberikan potensi kerugian bagi negara melalui pembiayaan JKN yang terus meningkat. Penelitian ini selain bertujuan mengukur persepsi lansia terhadap kualitas fasilitas ruang terbuka publik di Kota Yogyakarta, juga berusaha mengungkap hubungan persepsi lansia dengan frekuensi kunjungan mereka ke ruang terbuka publik. Sekaligus mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif-kuantitatif, menggunakan instrumen penelitian berupa 'Age-friendly Public Space Guideline' yang telah dimodifikasi dan disusun dalam bentuk kuesioner. Data kualitatif yang telah dihimpun, kemudian diangkakan menjadi data kuantitatif dan dianalisis melalui 'descriptive statistics', uji 'chi-square', serta 'cross-tab' menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks nilai 2,8 (tidak setuju), artinya lansia beranggapan bahwa kualitas fasilitas ruang terbuka publik di Kota Yogyakarta 'belum baik'. Namun demikian, lansia tetap mengunjungi ruang terbuka publik. Bukan karena kondisinya yang telah baik dan memenuhi standar, melainkan karena keberadaannya memberi pengaruh terhadap kehidupan mereka. Semakin baik pengaruh yang diberikan, semakin sering lansia mengunjungi ruang terbuka publik, begitu pula sebaliknya. Terdapat dua faktor yang saling berhubungan, pertama, frekuensi kunjungan lansia dengan indikator konektivitas ruang terbuka publik. Kedua, pengaruh keberadaan ruang terbuka publik bagi lansia dengan indikator kenyamanan terkait pencemaran.

Improvement of quality and health standard services has managed to give the good impact on the increase of life expectancy in Indonesia, which further affects the increasing number of elderly. Unfortunately, the aging of community structure is not balanced with the improvement of facilities that can support their productivity, such as open public spaces which proved able to maintain their health and cognitive function. Instead of bringing benefits to the country, the increasing number of elderly people actually provides potential losses for the county through the financing of 'Nation Health Insurance' which continues to increase. This research was aimed to measure the perception of elderly to the quality of public open space facilities in Yogyakarta, also sought to uncover the relation of elderly perceptions with the frequency of their visits to public open spaces. As well as identifying the factors that influenced the perception of elderly on the quality of public open space. The method applied in this research was qualitative-quantitative, using the research instrument 'Age-friendly Public Space Guideline' which had been modified and compiled into questionnaires. the qualitative data that has been collected was converted into quantitative data which was then analyzed through descriptive statistics, chi-square test, and cross-tab using SPSS program. The results showed that the average index value is 2.8 (disagree), it means that the elderly assumed that the quality of public open space facility in Yogyakarta city is still 'not good'. However, the elderly still visit public open space because of its existence gives influence to their life. The better the influence is, the more often the elderly visit public space, and vice versa. There are two interconnected factors, first, the frequency of elderly visits to public open spaces with connectivity indicators. Second, the influence of public open space on elderly with comfort indicator.

Kata Kunci : Lansia, Persepsi, Ruang Terbuka Publik / Elderly, Perception, Public Open Space


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.