Laporkan Masalah

KETERHUBUNGAN RUANG PERMUKIMAN TRADISIONAL DI DESA SUKARARA BERLANDASKAN NILAI-NILAI NYENSEK DAN BEGAWE

SRI RAHMI YUNIANTI, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.; Doddy Aditya Iskandar, S.T.,MCP., Ph.D.

2018 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Desa Sukarara sebagai salah satu lokasi tujuan wisata kerajinan tenun di Kabupaten Lombok Tengah, telah mengalami perubahan fisik permukiman. Dari enam jenis rumah tradisional yang pernah ada, saat ini tersisa empat jenis rumah tradisional yang masih dipertahankan, namun bangunan-bangunan tersebut sudah bercampur dengan bangunan modern. Secara fisik, bangunan permukiman terlihat menggunakan elemen modern, namun secara tradisi dan tata cara aturan bermukim masyarakat memiliki keyakinan yang kuat pada nilai kosmologis. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana konsep keterhubungan pola hunian masyarakat di permukiman tradisional Desa Sukarara. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan konsep keterhubungan pola hunian masyarakat di permukiman tradisional Desa Sukarara. Metode analisis yang digunakan ialah induktif kualitatif, menggunakan pendekatan fenomenologi yang dalam tahapannya melalui proses grandtour, wawancara mendalam di desa Sukarara. Hasilnya ditemukan bahwa konsep keterhubungan dari pola permukiman tradisional yang ada di Desa Sukarara terbagi menjadi empat yakni: (1) bale beleq sebagai pembentuk ruang : keterhubungan sejarah; (2) alam sebagai petunjuk sakral bermukim : keterhubungan adat budaya; (3) ragam tipe dan bentuk rumah sebagai transformasi pola bermukim: keterhubungan fisik spasial; (4) bertani dan menenun sebagai basis hidup : keterhubungan sumber kehidupan. Keempat konsep tersebut, merubah orientasi pola permukiman tradisional yang disesuaikan masyarakat dengan aktifitas hidup yakni nyensek dan begawe.

Sukarara village as one of tourism destination for handicraft weaving in Lombok Tengah Regency has changed, especially in settlement physic. There was six traditional house type but remain four types, which mixed with modern buildings. Physically, settlement building seen using modern element; however, the community has strong belief on cosmologic value, which implemented in settled rules and tradition, so that how the linkages concept of the traditional settlement in Sukarara village. The objective of this research is to describe concept of linkages community of traditional settlement pattern in Sukarara village. This research used qualitative inductive method, which approached with phenomenology technique using in-depth interview in Sukarara village. The result found that four linkages concept of the traditional settlement pattern in Sukarara village: (1) bale beleq as spatial shaping : linkages history; (2) nature as sacred clue to settle: linkages community culture; (3) various type and building shape as settlement pattern transformation: linkages spatial physic; (4) farming and weaving as living basic: linkages of source of life. The four concepts changed pattern orientation in traditional settlement, which is adapted by community along live activity, nyensek and begawe.

Kata Kunci : Keterhubungan, Pola Permukiman Tradisional, Nyensek, Begawe


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.