Laporkan Masalah

Konsep Resiliensi Komunitas Kampung Kota di Kampung Laweyan dan Sudiroprajan Surakarta

TENDRA ISTANABI, M. Sani Roychansyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng.;Deva Fosterharoldas Swasto, S.T.,M.Sc.,Ph.D.

2018 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Resiliensi merupakan konsep yang mengintegrasikan antara mitigasi, adaptasi dan inovasi. Resiliensi pada skala yang lebih kecil berupa resiliensi berbasis komunitas menjadi bentuk terjemahan dari modal sosial yang kuat. Di Indonesia mayoritas komunitas masyarakat kota terbentuk dalam sebuah wadah yang disebut kampung kota. Kampung kota memiliki karakter berupa kedekatan, kohesifitas, dan kesetiakaw anan. Kampung kota menjadi penting untuk dijadikan latar penelitian karena dengan karakterisitik khasnya kampung kota dapat memproduksi nilai tersendiri sehingga mampu menghadapi ancaman, tekanan maupun gejolak dengan caranya. Kampung Laweyan dan Kampung Sudiroprajan merupakan dua kampung di Kota Surakarta yang memiliki pengalaman khusus terkait resiliensi. Kampung Laweyan merupakan pusat industri batik tradisional yang sudah melintasi jaman dan menghadapi pasang surut akibat gejolak pasar. Sementara Kampung Sudiroprajan merupakan kampung yang mampu menunjukan hubungan yang tetap harmonis antara etnis Tionghoa dengan penduduk lokal walaupun sering terjadi konflik sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep resiliensi yang terbentuk di Kampung Laweyan dan Kampung Sudiroprajan dalam konteks ancaman, bencana, dan gejolak ekonomi dan sosial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan melakukan ekplorasi meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi memunculkan konsep resiliensi sesuai konteks. Penelitian ini menemukan kontekstualitas konsep resiliensi yang terbentuk dari kemampuan dan pengalaman dalam menghadapi ancaman, bencana, dan gejolak ekonomi dan sosial. Di kampung Laweyan konsep resiliensi meliputi mitigasi, adaptasi, dan inovasi. Sementara di Kampung Sudiroprajan konsep resiliensi meliputi mitigasi, asimilasi, dan inovasi.

Resilience is a concept that integrates between mitigation, adaptation and innovation. Resilience on a smaller scale of community-based resilience becomes a translation of strong social capital. In Indonesia the majority of the urban community is formed in a container called Kampung Kota. Kampung Kota has the character of, cohesiveness, tolerance, and solidarity. Kampung Kota becomes important to be the background of research because with its characteristic of Kampung Kota can produce its own value so that it can face the threat, pressure and turmoil with its own way. Kampung Laweyan and Kampung Sudiroprajan are two kampung in Surakarta City that have special experience related to resilience. Kampung Laweyan is the center of traditional batik industri that has crossed the era and face the ups and downs due to market turmoil. While Kampung Sudiroprajan is a Kampung that is able to show a harmonious relationship between ethnic Chinese and local residents despite frequent social conflicts. This study aims to identify the concept of resilience formed in Kampung Laweyan and Kampung Sudiroprajan in the context of economic and social threats, pressures, and turmoil. This research uses case study method by exploring place, actor, and activity that interacting and bring up the concept of resilience according to context. This study finds the contextuality of the concept of resilience that is formed from the ability and experience in facing the economic and social threat, pressure, and turmoil. In Kampung Laweyan the concept of resilience includes mitigation, adaptation, and innovation. While in Kampung Sudiroprajan the concept of resilience includes mitigation, assimilation, and innovation.

Kata Kunci : Community Resilience, Kampung Kota, Kampung Laweyan, Kampung Sudiroprajan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.