Laporkan Masalah

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA WEHALI KECAMATAN MALAKA TENGAH KABUPATEN MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR

BERNADINA M.A BRIA, Dr. Sukamdi, M.Sc.;Dr. Djaka Marwasta, M.Si.

2018 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Lahan pertanian yang subur di perkotaan, seiringnya waktu berjalan telah terjadi peningkatan perubahan spesifik dari penggunaan lahan untuk pertanian ke pemanfaatan bagi non pertanian yang dikenal dengan istilah alih fungsi lahan (konversi). Desa Wehali merupakan Pusat Perkotaan Betun yang dominan memiliki lahan sawah irigasi teknis di Kabupaten Malaka, NTT. Sejak pemekaran Kabupaten Malaka pada tahun 2013 secara faktual telah terjadi alih fungsi lahan sawah irigasi ke lahan non pertanian. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian, perubahan luasan dan bentuk penggunaan lahan pertanian, mengkaji dampak alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi dan lingkungan di Desa Wehali. Lokasi penelitian di Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis tabel frekuensi, chi square, regresi logistik biner, korelasi, regresi berganda. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel, gambar dan grafik. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil prediksi untuk faktor yang mempengaruhi rumah tangga melakukan atau tidak melakukan alih fungsi lahan sawah adalah tingkat pendidikan, pendapatan pertanian, pendapatan non pertanian dan luas lahan sawah. Faktor pendorong yang menyebabkan rumah tangga melakukan alih fungsi lahan sawah yaitu usia pemilik lahan cenderung berusia 15 tahun sampai dengan 49 tahun, tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki jumlah anggota keluarga petani sedikit, pendapatan pertanian tinggi, pendapatan non pertanian rendah, memiliki luas lahan sawah yang besar, lokasi lahan sawah yang dimiliki terdapat akses jalan dan memiliki akses yang lebih dekat dengan fasilitas/sarana permukiman. Selain itu harga lahan sawah yang cenderung rendah mudah dialih fungsikan. Penurunan luas lahan sawah di Kecamatan Malaka Tengah pada tahun 2013-2015 sebesar 687 hektar disertai penurunan luas lahan panen di Desa Wehali pada tahun 2013-2015 sebesar 191 hektar. Bentuk perubahan lahan sawah menjadi lahan non pertanian yaitu rumah tinggal, infrastruktur, bangunan usaha berupa kos, bengkel, mebel, kios, dan lahan sawah yang telah di timbun. Dampak positif yang dirasakan yaitu terjadinya peningkatan pendapatan non pertanian dan meningkatnya kesempatan kerja non pertanian. Sedangkan dampak negatif yaitu sistem gotong royong yang mulai memudar, menurunnya lahan pertanian dan meningkatnya lahan non pertanian, sistem drainase yang mulai terganggu, perubahan suhu udara yang semakin panas, sering terjadi banjir dan kekeringan.

Fertile agricultural area in town has been converted specifically from agricultural function to non agricultural function. Wehali village is centre of Bentun town having dominantly technical irrigation rice field in Malaka regency, NTT. Since division of Malaka regency in 2013 there was factually conversion of irrigated rice field to non agricultural function. The objective of this research is to identify factors causing conversion of agricultural land, change in area and use of agricultural land and to study impact of conversion from agricultural land to non-agricultural land on social economic and environmental condition in village Wehali. The research was located in Wehali village in Malaka Tengah district, Malaka regency. Data used included primary and secondary data. The research used quantitative method using frequency table analysis, chi square analysis, binary logistic regression, correlation, and multiple-regression. Result of the research was analyzed descriptively in table, figure, and graphic. The research indicated that predicting factors influencing household doing and not doing rice field conversion were education level, agricultural income, non agricultural income and area of rice field. Factors promoting household doing rice field function conversion were land owner age 15-49 year old, high education level, having least household member, high agricultural income, low non agricultural income, having great rice field area, road access to rice field area and having nearer access with dwelling facilities. In addition, low price of rice field price make it easy to be converted. Decrease in rice field area in Malaka Tengah district in 2013-2015 was 687 hectares accompanied decrease in harvested land area in Wehali village in 2013-2015 was 191 hectare. Forms of rice field conversion to non agricultural function are dwelling, infrastructure, business building, repair shop, furniture, kiosk, and fulfilled rice field. Positive impact of the conversion is increase in non agricultural income and increase in non-agricultural work chance. Meanwhile, the negative impacts are decrease in gotong royong system, decrease in agricultural land, increase in non agricultural land, disturbed drainage system, a change in weather that is hotter, flood, and dryness.

Kata Kunci : Alih fungsi lahan, sosial ekonomi, lingkungan, Kabupaten Malaka


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.