Laporkan Masalah

DIMENSI SOSIAL TEKNOLOGI FINANSIAL: PERUBAHAN DAN DAMPAK PENGGUNA APLIKASI THRIV-SAVINGS GOAL

KURNIA JOHAN ATMADHI, Dewi Cahyani Puspitasari, S.Sos, M.A.

2018 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Di era informasi digital ini penggunaan teknologi smartphone dan aplikasi semakin marak. Penggunaan ini selain mempermudah keperluan sehari-hari, juga memunculkan kebiasaan baru. Contoh Gojek dengan menyederhanakan layanan transportasi ojek yang kemudian justu menghadirkan pemesanan transportasi ojek(motor) dengan lebih cepat dan terkoordinasi untuk mengantar penumpang maupun barang, Traveloka memudahkan reservasi segala macam tiket kebutuhan berpergian seperti kereta, pesawat, hotel dan sebagainya yang kini membuat penjualan tiket di stasiun maupun bandara menjadi sepi karena semua sudah diintegrasi dengan internet oleh Traveloka. Dua aplikasi besar yang sukses diterima masyarakat indonesia sejak awal peluncurannya tersebut awal mulanya hanyalah sebuah perusahaan rintisan(start-up) yang minim modal tetapi kaya akan ide. Dalam tulisan ini saya ingin melihat fenomena start-up ini dlm persoalan perencanaan tabungan khususnya pada teknologi finansial. Merencanakan tabungan bagi kebanyakan orang dirasa sangat menentukan masa depan, padahal bagi sebagian orang pencatatan keuangan tersebut adalah pekerjaan yang menyulitkan, mengingat dikepala, mencatat dengan pena, menghitung lembaran uang, sepele tapi bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Sebuah aplikasi bernama Thriv � Savings Goal mencoba menyegarkan metode perencanaan tabungan dalam bentuk digital. Persoalan dalam tulisan ini adalah bagaimana perubahan pola perencaan keuangan ketika terdapat aplikasi yang membantu merencanakan tabungan (Thriv)? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tulisan ini menggunakan sudut pandang dari Castell tentang network society serta metode penelitian etnografi dalam internet (netnografi). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa disamping memudahkan para penggunananya untuk merencanakan tabungan, aplikasi Thriv ternyata juga membawa kultur atau kebiasaan baru dalam menabung di masyarakat.

In the era of digital information is the use of smartphone technology and applications increasingly widespread. This use in addition to facilitate the needs of everyday, also raises new habits. Examples of GoJek by simplifying the ojek transportation service which then provides faster and more coordinated ojek (motorcycle) transportation reservations to deliver passengers and freight, Traveloka facilitates the reservation of all kinds of travel needs such as trains, planes, hotels and so on which now makes ticket sales at station and airport to be quiet because all of the sales have been integrated with internet by Traveloka. Those two big applications that have been successfully accepted by Indonesian society since the beginning of the launch were startup company before. That has minimal capital but is rich in ideas. In this paper I would like to see this start-up phenomenon in the savings planning problem especially on financial technology. Planning a savings account for most people is very decisive for the future, whereas for some people the financial record is a difficult job, remembering headed, penning, counting money sheets, trivial but not an easy thing to do. An app called Thriv - Savings Goal tries to refresh the digital savings planning method. The issue in this paper is how the change in the pattern of financial planning when there are applications that help plan the savings (Thriv)? To answer this question, this paper uses Castell's perspective on network society and ethnographic research methods in internet (netnography). The results of the study indicate that in addition to facilitate its users to plan savings, Thriv application was also brought a new culture or habits in saving in the community.

Kata Kunci : smartphone, aplikasi, start-up, mempermudah, memunculkan kebiasaan baru, teknologi finasial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.