Laporkan Masalah

KAJIAN FAKTOR FISIK DAN PERLUNYA PENAMBAHAN HALTE BUS TRANS JOGJA DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

M SLAMET, Drs. H. BS. Eko Prakoso, M.SP.

2018 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Salah satu transportasi yang menjadi ikon bagi Kota Yogyakarta adalah Trans Jogja. Trans Jogja merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang dicanangkan Departemen Perhubungan. Pada periode tertentu, halte bus Trans Jogja ini selalu ditambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan keadaan faktor fisik terhadap penambahan halte, angka tarikan dan bangkitan bus Trans Jogja, mengetahui apakah perlu adanya perubahan halte dari portabel ke permanen, serta mengetahui daerah mana saja yang perlu adanya penambahan halte. Metode penelitian pada dasarnya merupakan langkah-langkah untuk mendeskripsikan pemecahan masalah penelitian. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei dengan analisis deskriptif kuantitatif. Metode survei dengan analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan bagaimana suatu kondisi fisik dapat mempengaruhi terhadap penempatan halte bus Trans Jogja di Kota Yogyakarta dan Sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jarak antar halte saat ini masih terlalu jauh sedangkan penggunaan lahannya sangat memerlukan adanya penambahan halte. (2) Angka tarikan dan bangkitan tertinggi terletak di daerah pendidikan, perkantoran serta tempat wisata. Sedangkan angka tarikan dan bangkitan terendah terletak di daerah permukiman. (3) Mayoritas responden ingin halte portabel dirubah menjadi halte permanen. (4) Daerah-daerah yang perlu adanya penambahan halte terletak di Kecamatan Kotagede, Umbulharjo, Mergangsan, Pakualaman, Mantrijeron, Kraton, Ngampilan, Gondomanan, Gedongtengen, Jetis, Danurejan, dan Gondokusuman.

One of the transportation that became an icon for the city of Yogyakarta is Trans Jogja. Trans Jogja is one part of the Bus Rapid Transit (BRT) implementation program launched by the Ministry of Transportation. In certain periods, Trans Jogja Bus stop always increases. This study aims to determine the review of the physical factor of the addition of bus stops, the pull and the trans jogja bus numbers, to know whether there is a need to change the stop from the portable to permanent, and to know which areas need additional bus stops. Research methods are basically step to describe problem solving research. In this research, the method used is survey method with quantitative descriptive analysis. The survey method with quantitative descriptive analysis is used to describe or explain how a physical condition can affect the placement of TransJogja Bus Stop in Yogyakarta City and Surrounding Area. The results showed that (1) The distance between stops is still too far away whereas the land use is in need of additional bus stops. (2) The highest attraction and awakening rates are located in education areas, offices and tourist attractions. While the number of tug and the lowest rise is located in residential areas. (3) The majority of respondents want a portable stop in the fox to be a permanent stop. (4) The areas that need additional stops are located in Kotagede, Umbulharjo, Mergangsan, Pakualaman, Mantrijeron, Kraton, Ngampilan, Gondomanan, Gedongtengen, Jetis, Danurejan and Gondokusuman subdistricts.

Kata Kunci : Trans Jogja, Halte, Pergerakan Penumpang/Trans Jogja, Bus Stop, Passenger Movement.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.