Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN PERSEPSI TERHADAP IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA KOTA RUTENG

Feliks Edu, Endang Ekowarni, Prof., Dr.

2018 | Tesis | S2 Psikologi

Bukti dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi teman sebaya dan persepsi terhadap iklan merokok terkadang berpengaruh negatif pada remaja. Kedua faktor tersebut dapat menyebabkan remaja merokok. Dengan menggunakan teori social cognitive, penelitian ini bertujuan meneliti hubungan secara bersama-sama antara interaksi teman sebaya dan persepsi terhadap iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja Kota Ruteng. Dengan metode cluster sampling, 174 peserta siswa SMA di tiga sekolah swasta mengisi tiga skala. Ada 77 subyek terpilih yang memenuhi kriteria. Mereka adalah remaja, 15-18 tahun, perokok dan tinggal di kota bersama keluarga mereka. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dengan uji F, diperoleh F hitung 966.678 dengan p sebesar 0,001 (p<0,05). Hasilnya menunjukkan bahwa interaksi teman sebaya dan persepsi terhadap iklan merokok memiliki hubungan secara bersama-sama dengan perilaku merokok pada remaja. Kedua variabel bebas menjelaskan secara signifikan varians perilaku merokok. Kontribusi interaksi teman sebaya lebih tinggi daripada persepsi terhadap iklan merokok. Hubungan tersebut mengimplikasikan pentingnya intervensi terhadap hubungan pertemanan sebaya dan pembentukan persepsi remaja terhadap iklan rokok.

Evidence from previous research suggests that peer interaction and perceptions of smoking advertisements at times exert negative influence on adolescents. Both two factors may lead adolescents to smoke. Using social cognitive theory the current research investigated the simultanous association between peer interaction and perception of smoking advertisements with adolescents' smoking behavior at town of Ruteng. Using cluster sampling, 174 participants of senior high school students at three private school completed three scales. There were 77 selected subjects who meet the criteria. They are adolescents, 15-18 years old, smokers and live in the town with their families. Multiple linear regression analysis using F test, obtained F count 966.678 with p equal to 0.001 (p<0.05). The results indicated that peer interaction and perception of smoking advertisements has a significant association simultanously with adolescent smoking. Both independent variables explained a significant variance of smoking behavior. The contribution of peer interaction is higher than perception of smoking advertisements. The association implies the importance of intervention of adolescent relationship with peers and shaping adolescent perception of smoking advertisements.

Kata Kunci : remaja, merokok, interaksi teman sebaya, persepsi terhadap iklan rokok/adolescent, smoking, peer interaction, perception of smoking advertisements


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.