Laporkan Masalah

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL CO2 DALAM GUA AKIBAT KEGIATAN WISATA (Studi Kasus: Kawasan Wisata Gua Pindul di Kabupaten Gunungkidul)

FUAD DWI RAHMAWAN, Dr. Eko Haryono, M.Si

2018 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Kawasan Wisata Gua Pindul di Kabupaten Gunungkidul saat ini terus mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan mempengaruhi kondisi iklim mikro dalam gua. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis variabilitas CO2, suhu dan kelembapan pada Gua Pindul, Gua Gelatik, dan Gua Baru. (2) menganalisis pengaruh kegiatan wisata terhadap variabilitas CO2 dan suhu pada Gua Pindul, Gua Gelatik, dan Gua Baru. Data yang dibutuhkan dari penelitian ini antara lain suhu dalam gua, kelembaban dalam gua, CO2 dalam gua, dan jumlah pengunjung ketika pengukuran berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial dan temporal. Variasi spasial ditunjukkan menggunakan peta persebaran hasil interpolasi iklim mikro dalam gua, sedangkan variasi temporal menggunakan analisis pola grafik yang menunjukkan perubahan nilai karakteristik iklim mikro pada setiap waktu pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan wisata sangat berpengaruh terhadap variabilitas iklim mikro pada Gua Pindul dan Gua Baru. Semakin tinggi jumlah pengunjung, semakin tinggi nilai iklim mikro dalam gua, terutama nilai CO2. Namun variabilitas iklim mikro pada Gua Pindul dan Gua Baru masih dikatakan aman dan belum membahayakan karena keduanya baik low season maupun high season berada di bawah batas aman. Hal tersebut dapat terjadi karena karakteristik kedua gua tersebut cenderung memiliki lorong yang lebih lebar dan lurus, sehingga sirkulasi udaranya lebih lancar. Sementara pada Gua Gelatik kegiatan wisata tidak berpengaruh pada iklim mikro. Variabilitas iklim mikro pada Gua Gelatik baik low season maupun high season berada jauh di atas batas aman. Hal tersebut dapat terjadi karena karakteristik Gua Gelatik yang memiliki lorong yang lebih sempit dan berkelok-kelok, menyebabkan sirkulasi udara tidak lancar.

This research was conducted in Pindul Cave Tourism Area, Gunungkidul Regency because of the increasing number of visitors, if the cave is not managed properly, it will affect the condition of microclimate in the cave. It might cause a decreasing quality of the cave environment. The aim of this study are: (1) to analyze the variability of CO2, temperature and humidity in Pindul Cave, Gelatik Cave, and Baru Cave. (2) to analyze the influence of tourism activities on CO2 variability and temperature in Pindul Cave, Gelatik Cave, and Baru Cave. The data of this research were temperature, humidity, CO2, and tourist number of the cave. This research examined microclimate cave conditions using spatial and temporal analysis methods. Spatial variation was shown by using the microclimate interpolation distribution map in the cave. While the temporal variation was shown by using graphical pattern analysis. Research result showed that tourism activities influence the variability of microclimate in Pindul Cave and Baru Cave. The higher number of visitors, the higher value of microclimate in the cave, particularly for the value of CO2. However, the variability of microclimate in Pindul Cave and Baru Cave was still safe and not dangerous because the both were under safe limits. This could happen because the characteristics of both caves tended to had a wider and more straight aisle, so the air circulation more fluently. While in Gelatik Cave tourism activities had no effect to the microclimate. Variability of microclimate in Gelatik Cave was far above the safe limit. This could happen because of the characteristics of Gelatik Cave had a narrower and winding passageway, so the air circulation was not fluent.

Kata Kunci : CO2, Iklim Mikro, Wisata Gua, Gua Pindul


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.