Laporkan Masalah

Forced Religious Conversion by DI/TII Movement in Tana Toraja during 1950-1965: A Study of Collective Memory and Ethno-Religious Identity

LIDYA KAMBO TANDIRERUNG, Prof. Bernard Adeney-Risakotta, Ph.D, DR. Fatimah Husein

2018 | Disertasi | S3 INTER-RELIGIOUS STUDIES

The dissertation that follows is a study of interconnectedness between collective memory and the making of collective identity. Collective memory on forced conversion to Islam during DI/TII occupation in Tana Toraja has been in dynamic encounter with present images through which Torajans ethnically and religiously perceive their identity. The main concern of this study is the understanding of forced religious conversion as event connected to the use of present images on which platform Torajan reconstruct their past in the face of present challenges and threats. It is an attempt to understand the construction of ethno-religious identity within the mainstream of cultural memory of enmities and at the same time struggle to preserve norms of peaceful co-existence. The research employs collective memory theory in analyzing this socio-religious phenomenon. Collective memory helps to understand the way people remember within the predominant though of the society. Within the constructed ethno-religious identity, collective memory tends to move from the realm of living memory to the objectification through sites of memory.

Disertasi ini adalah studi tentang keterhubungan antara memori kolektif dan bentukan identitas kolektif. Kasus memori kolektif terhadap pemaksaan memeluk agama Islam selama pendudukan DI/TII di Tana Toraja telah membangun perjumpaan yang dinamis dengan gambaran masa kini yang melaluinya orang Toraja memandang identitas etnis dan keagamaannya. Perhatian utama dari studi ini adalah memahami pemaksaan agama sebagai kejadian yang terkoneksi dengan bayangan masa kini sebagai landasan berangkat orang Toraja membangun identitas etnik keagamaan, dalam perhadapan dengan tantangan dan ancaman. Ini adalah suatu upaya untuk mengerti konstruksi identitas etnik keagamaan dalam arus utama warisan ingatan kultural tentang perseteruan dan pada saat yang sama perjuangan untuk memelihara nilai hidup berdampingan dengan damai. Penelitian ini memakai teori memori kolektif dalam menganalisa fenomena sosial keagamaan. Memori kolektif membantu untuk memahami cara orang mengingat ditengah dominasi cara pandang tertentu dalam masyarakat. Dalam identitas etnik-keagamaan yang telah dikonstruksi inilah, memori kolektif cenderung bergerak dari kenyataan ingatan yang hidup kepada obyektifikasi lewat situs-situs ingatan. Kata kunci: pemaksaan agama, memori kolektif, memori kultural, bayangan masa kini, identitas etnik keagamaan, relasi sosial

Kata Kunci : forced religious conversion, collective memory, cultural memory, present images, .


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.