KEBERADAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DAN KAITANNYA DENGAN NERACA SUPPLY VS DEMAND PANGAN (BERAS) DI KABUPATEN BANTUL

AGNES HOKI BRILIANA SUHONO, Prof. Dr. Ir. Sahid Susanto, M.S. ; Prof. Dr. Ir. Putu Sudira, M.Sc.

2018 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIAN

Kegiatan alih fungsi lahan merupakan fenomena yang sedang banyak terjadi akhir-akhir ini di beberapa daerah. Kabupaten Bantul mempunyai laju penurunan lahan sawah sebesar 81,2 Ha per tahun dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,04 persen per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penurunan luas lahan kecukupan konsumsi beras, tingkat swasembada beras, dan akibat alih fungsi lahan terhadap irigasi. Oleh sebab itu dilakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data statistik dan dibuktikan dengan riset empiris. Kabupaten Bantul masih dapat mengalami surplus beras selama tahun 2006 sampai 2015 dengan tingkat swasembada antara 1,08 sampai 1,28. Simulasi ketersediaan dan kebutuhan beras dilakukan dengan menggunakan 10 skenario. Dari skenario tersebut diketahui bahwa pertumbuhan penduduk menyebabkan defisit beras semakin cepat terjadi. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya defisit beras harus dilakukan pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian populasi penduduk secara bersamaan. Alih fungsi lahan juga mempunyai risiko yang cukup tinggi bagi kegiatan irigasi yang dilakukan karena menyebabkan adanya perubahan neraca air, kerugian infrastruktur jaringan irigasi, kekurangan air pada MT II dan MT III.

Land conversion activities are the phenomenon that has been lately happening in some areas. Bantul Regency has paddy fields declining rate of 81,2 Ha per year and population growth rate of 2,04 percent per year. This research investigated the influence of land conversion on the balance of rice supply demand, Bantul’s self-sufficiency, and the impacts of land conversion to the irrigation activity. Therefore, a quantitative research was conducted using the statistical data and proven by empirical research. Bantul Regency has rice surplus during the years 2006 until 2015 and the self-sufficiency of rice between 1,08 until 1,28. The simulation of supply and demand of rice was done using 10 scenarios. Those scenarios showed that the population growth makes the acceleration of rice deficit. Therefore, to prevent the rice deficit, the land conversion management and control of population growth should be done at the same time. Land conversion occurred in Bantul Regency has a high risk of the irrigation activity because of the changing of water balance, losses in irrigation infrastructure, and the water scarcity in 2nd and 3rd planting period.

Kata Kunci : alih fungsi lahan, lahan sawah irigasi, pertumbuhan penduduk, swasembada beras, neraca supply demand (land conversion, irrigated paddy fields, population growth, self-sufficiency of rice, balance of rice supply demand)