Laporkan Masalah

Identifikasi Pakan Kijang (Muntiacus Muntjak, Zimmerman (Lekagul Dan McNeely, 1997)) dengan Metode Analisis Kotoran (Faecal Analysis) di Suaka Margasatwa Sermo Kulon Progo Yogyakarta

STEVAN AGBART, drh. Subeno, M.Sc.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kijang (Muntiacus muntjak) merupakan salah satu rusa asli Indonesia. Kijang dapat ditemukan mulai dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Lombok. Luasnya sebaran habitat kijang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kondisi habitat kijang tersebut. Salah satu aspek habitat yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan dan sebaran spasial jenis pakan yang telah teridentifikasi serta jumlah biomassa di kawasan Suaka Margasatwa Sermo Kulon Progo Yogyakarta. Metode yang digunakan untuk pengenalan jenis pakan adalah metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan di lokasi temuan kotoran kijang. Metode sistematic sampling dengan petak ukur berukuran 1x1 m dan 2x2 m digunakan untuk pengambilan sampel tumbuhan bawah sebagai bahan identifikasi epidermis dan jumlah biomassanya. Analisis kotoran (Faecal analysis) dilakukan di Laboratorium Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM. Sebaran jenis pakan yang telah diidentifikasi akan diolah menggunakan software ArcMap 10.1 berdasarkan koordinat temuan jenis tumbuhan di kawasan Suaka Margasatwa Sermo. Biomassa jenis tumbuhan akan di analisis dengan rumus produksi biomassa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 jenis tumbuhan yang teridentifikasi sebagai pakan kijang di SM Sermo yaitu Sonokeling (Dalbergia latifolia), Rempeni (Ardisia elliptica Thunb.), Rumput teki (Cyperus rotundus L.), Rumput merak (Themeda arguens (L.) Hack.), Alang-alang (Imperata cylindrical Raeusch.), Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach.), Serunen (Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.), Jukut pahit (Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv.), Gamal (Gliricidia sepium (Jaqc.) Kunth), Walisongo (Schefflera grandiflora (A.C.Sm.)), dan Widoro kandang (Ziziphus mauritiana Lam.). Pola sebaran jenis tumbuhan yang teridentifikasi sebagai pakan kijang hampir seluruhnya mengelompok kecuali jenis Walisongo (Schefflera grandiflora (A.C.Sm.)) yang memiliki pola sebaran acak. Biomassa terbanyak dimiliki oleh jenis Rempeni (Ardisia elliptica Thunb.) dengan 445,70 kg diikuti jenis Alang-alang (Imperata cylindrical Raeusch.) dengan 421,47 kg dan jenis Rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan 232,65 kg sedangkan yang paling sedikit yaitu dari jenis Widoro kandang (Ziziphus mauritiana Lam.) 7,27 kg.

Muntiacus muntjak was one kind of Indonesian's deer. Muntiacus muntjak founds in Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali and Lombok. The wide spread of Muntiacus muntjak's habitat causes a lack of attention to the condition of its habitat. One of the most important aspect in habitat was feed. Feed was one of the habitat's component which gave energy's source for living organisms. This research's aims were to determined the type of feed and spatial distribution of feed types that have been identified and the amount of biomass in the Sermo Wildlife Reserve, Kulon Progo, Yogyakarta. The method which used to introduce the type of feeds was a purposive sampling method. The sampling layouted when the Muntiacus muntjak's feces was found. Systematic sampling method also used with 1x1m and 2x2m plots for grass and lower plants datas as the material to epidermis analysis and plant's biomass analysis. Faecal analysis was did in Wildlife Laboratory, Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada. The identified feed species' distribution was continued analyze with ArcMap 10.1 software by the coordinates where the feed species' found in Sermo Wildlife Reserve. The plants' biomass were analyzed by biomass' production formula. The results showed, 11 species' of plants were identified as Muntiacus muntjak's feeds in Sermo Wildlife Reserve. There were Sonokeling (Dalbergia latifolia), Rempeni (Ardisia elliptica Thunb.), Rumput teki (Cyperus rotundus L.), Rumput merak (Themeda arguens (L.) Hack.), Alang-alang (Imperata cylindrical Raeusch.), Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach.), Serunen (Synedrella nodiflora (L.) Gaertn.), Jukut pahit (Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv.), Gamal (Gliricidia sepium (Jaqc.) Kunth), Walisongo (Schefflera grandiflora (A.C.Sm.)), and Widoro kandang (Ziziphus mauritiana Lam.). Distribution's type of mostly Muntiacus muntjak's feed were clumped, except Walisongo (Schefflera grandiflora (A.C.Sm.)) which had a random distribution. The highest biomass were found in Rempeni (Ardisia elliptica Thunb.) with 445,70 kg, Alangalang (Imperata cylindrical Raeusch.) with 421,47 kg, and Rumput teki (Cyperus rotundus L.) with 232,65 kg while the lowest was Widoro kandang (Ziziphus mauritiana Lam.) only 7,27 kg.

Kata Kunci : Analisis kotoran, Biomassa, Faecal analysis, Kijang, Suaka Margasatwa Sermo Kulon Progo; Faecal analysis, Biomass, Muntiacus muntjak, Sermo Wildlife Reserve.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.