ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DESA BABADAN DENGAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN DI RPH BABADAN BKPH GENENG KPH NGAWI

RISQI PUTRI UTAMI, Bowo Dwi Siswoko, S. Hut., M. A.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan yang masih rendah, menyebabkan kurangnya andil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat dan menimbulkan berbagai macam konflik antara masyarakat dengan Perhutani terkait pemanfaatan sumberdaya alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan proses konflik, sekaligus merumuskan strategi penyelesaian konflik antara masyarakat Desa Babadan dengan Perhutani dalam pengelolaan sumberdaya hutan di RPH Babadan, BKPH Geneng, KPH Ngawi. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, sedangkan penentuan informan menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi aktor yang terlibat dan kepentingannya, mendeskripsikan struktur dan proses konflik, kemudian melakukan pemilihan strategi penyelesaian konflik. Berdasarkan hasil penelitian, konflik dalam pengelolaan sumberdaya hutan di RPH Babadan dimulai ketika masyarakat merasa hak mereka atas sumberdaya hutan tidak terpenuhi. Pihak yang terlibat dalam konflik adalah Masyarakat Desa Babadan (petani hutan, pencuri kayu, dan penadah kayu) dengan Perhutani, penyebabnya yaitu perbedaan persepsi dan perbedaan kepentingan. Proses meluasnya konflik disebabkan oleh peraturan dari Perhutani yang dianggap merugikan pihak masyarakat, lambatnya bantuan benih untuk program PHBM, rendahnya perekonomian masyarakat, keterbatasan petugas pengawas hutan, serta penanganan konflik yang lambat. Maka, strategi yang tepat dalam menyelesaikan konflik, yaitu problem solving dan contending. Taktik dalam strategi contending adalah dengan memberlakukan hukum yang tegas yaitu dengan penangkapan pelaku pencurian kayu, sedangkan taktik dalam strategi problem solving adalah masing-masing pihak harus berbicara dengan bebas dan terbuka, bertukar informasi tentang kepentingan dan prioritas masing-masing, mengidentifikasi kepentingan yang memisahkan mereka, dan mencari alternatif untuk menjembatani kepentingan masing-masing.

This research was based on the involvement of the people who are still low, so that give less contribution in improving people's prosperity. This led to a lot of resistance by the community and caused various conflicts between the community and Perhutani related to the utilization of natural resources. The purpose of this research was to know the structure and process of conflict, as well as to formulate conflict resolution strategy between Babadan Village Community and Perhutani in the management of forest resources in RPH Babadan, BKPH Geneng, KPH Ngawi. The basic method used in this research was case study with qualitative approach. Data collection through observation and interview, while the determination of informants using purposive sampling method. Data analysis was done by identifying the actors involved and their interests, describing the structure and process of conflict, then choosing a conflict resolution strategy. Based on the results of the research, conflicts in forest resource management in the Babadan RPH area began when communities felt that their rights to forest resources were not being met. The parties involved in the conflict are the Babadan Village Community (forest farmers, timber thieves, and wood fences) and Perum Perhutani. The conflict was caused by differences in perceptions and differences of interests. The process of widespread conflict was caused by regulations from Perhutani that are considered to be detrimental to the community, slow seed support for PHBM programs, low public economy, limitations of forest rangers, and slow conflict handling. So, the right strategy in solving the conflict was contending and problem solving. The choice of tactics in a contending strategy was to enforce strict laws by capturing the perpetrators of timber thief, whereas the tactics in problem solving strategies are that each party should speak freely and openly, exchanging information about their respective interests and priorities, identifying the interests that separating them, and looking for alternatives to bridge their respective interests.

Kata Kunci : community, conflict,forest, management