Laporkan Masalah

Komunikasi Risiko dalam Pembentukan Disaster-Resilient Community (Studi Kasus Praktik Komunikasi Risiko di Huntap Karang Kendal, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman)

ANISA RAHAYU NUR R, Rahayu, S.I.P, M.Si., M.A.

2018 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Huntap Karang Kendal merupakan salah satu huntap percontohan yang ada di Lereng Gunung Merapi. Huntap ini dihuni oleh warga Dusun Palemsari, salah satu dusun yang paling parah terdampak erupsi Merapi 2010. Erupsi tahun itu membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat, termasuk juga dalam manajemen bencana yang dijalankan di sana. Manajemen bencana di Huntap Karang Kendal dilakukan oleh pemerintah yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam program-programnya. Dari sana, pemerintah berusaha untuk membentuk disaster-resilient community sehingga masyarakat dapat secara mandiri menghadapi bencana dan mengurangi risiko bencana secara signifikan. Komunikasi dilakukan langsung antara masyarakat dan pemerintah dalam beberapa program terkait pembangunan, sedangkan dalam program yang lain komunikasi dilakukan melalui perwakilan warga. Perwakilan warga berpartisipasi terutama dalam program-program yang dijalankan melalui sosialisasi dan stimulasi. Media cetak juga digunakan untuk mengedukasi masyarakat, tetapi tidak terlalu diperhatikan oleh mereka. Komunikasi risiko dilakukan juga secara informal melalui getok tular di dalam lingkungan huntap. Praktik komunikasi risiko sangat dipengaruhi oleh persepsi masyarakat. Masyarakat memandang dirinya telah sadar akan risiko bencana yang mereka hadapi. Masyarakat kini jauh lebih terbuka akan informasi baru terutama melihat kepentingan personal mereka yang telah berubah. Kondisi ekonomi dan pengalaman masyarakat telah banyak berubah dari yang sebelumnya beternak dan cenderung apatis akan risiko, menjadi bekerja di sektor wisata dan waspada akan risiko bencana. Oleh karena itu, pembentukan disaster-resilient community dapat lebih mudah dilakukan karena sesuai dengan perhatian dan kepentingan masyarakat sekarang. Disaster-resilient community mempunyai ciri-ciri mampu mengurangi dampak dari bencana, secara cepat pulih dari dampak bencana, dan mengurangi kerentanan dengan strategi adaptif. Setelah komunikasi dilakukan, dapat dilihat disaster-resilient community di Huntap Karang Kendal sudah mulai terbentuk walau harus diakui masih butuh banyak dikembangkan lagi.

Karang Kendal Residence is one of the pilot project residence in Mount Merapi Area. This residence is inhabited by ex-residents of Palemsari Village, one of the most affected area by the Merapi eruption 2010. The eruption brought a huge change in their lives, as well as in disaster management that run there. Disaster management in Karang Kendal Residence is conducted by the government which actively involves the community in its programs. The government seeks to form a disaster-resilient community so risk-area resident can deal with disasters independently and significantly reduce disaster risks. Risk communications is done through direct communication between the community and the government in development programs. In other programs, communication is done through citizen representatives. Citizen representatives participate in government programs such as socialization and stimulation. Print media is also used to educate the public, but unfortunately it didn't catch their attention. Risk communication is also carried out informally through word-of-mouth. The practice of risk communication is strongly influenced by risk-area resident's perceptions. They see themselves as people who aware of the risks. The resident is now much more open to new information because their personal stake is changed due eruption in 2010. Economic growth and community's risk experiences have changed significantly. Before the eruption, they do farming as they primary job and have apathetic tendencies about risks, but after that they focus on tourism as their primary job instead of farming and became more aware of disaster risks. Therefore, the establishment of disaster-resilient community can be more easily done because it is match with the resident's concerns and interests. Disaster-resilient community is a community that resist or absorb the impacts of natural hazards, rapidly recover from those impacts, and reduce future vulnerabilities through adaptive strategies. After communication is done, it can be seen that disaster-resilient community in Karang Kendal Residence has started to form, although it still need to develop again.

Kata Kunci : Komunikasi Risiko, Persepsi Risiko, Disaster-Resilient Community, Huntap Karang Kendal


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.