Laporkan Masalah

PEMETAAN APOTEK DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SERTA HUBUNGAN KOMPETISI DENGAN OMSET, INOVASI, DAN KEPATUHAN APOTEK TERHADAP REGULASI : STUDI DI KOTA YOGYAKARTA

DESI DWI ASTUTI, M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt. , Dr. Satibi, M.Si., Apt.

2018 | Skripsi | S1 FARMASI

Distribusi apotek yang tidak merata menyebabkan tingginya kompetisi antar apotek. Kompetisi diharapkan meningkatkan inovasi pelayanan apotek, namun juga berpotensi meningkatkan pelanggaran terhadap regulasi apotek. Tujuan penelitian adalah melakukan pemetaan apotek, membandingkan nilai omset, inovasi dan kepatuhan apotek berdasarkan tingkat kompetisi antar apotek. Penelitian merupakan studi non-eksperimental. Populasi penelitian sebanyak 135 apotek yang terletak di Kota Yogyakarta. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk memetakan apotek dan membagi apotek menjadi daerah terkonsentrasi dan tidak terkonsentrasi, sedangkan aturan rasio digunakan untuk membandingkan apotek dengan jumlah penduduk. Jumlah sampel ditentukan dengan Raosoft dan pemilihan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Data omset, inovasi apotek dan profil responden didapat dengan kuesioner, sedangkan tingkat kepatuhan apotek didapat dengan pasien simulasi. Analisis data dilakukan dengan dengan uji Chi-square. Hasil pemetaan awal terdapat 87 apotek terkonsentrasi dan 29 apotek tidak terkonsentrasi. Sebanyak 63 apotek sampel terpilih dianalisis nilai omset, inovasi dan kepatuhan apotek. Omset dengan nilai lebih tinggi terdapat pada kelompok apotek terkonsentrasi dan rasio tinggi, sedangkan tingkat inovasi dengan nilai yang lebih tinggi terdapat pada kelompok apotek terkonsentrasi dan rasio rendah. Tidak ada perbedaan signifikan mengenai penyerahan obat keras (p=0,188) dan antibiotik (p=0,929) tanpa resep pada kelompok apotek dengan aturan jarak maupun penyerahan obat keras (p=0,104) dan antibiotik (p=0,387) tanpa resep pada aturan rasio. Kata kunci: pemetaan, jarak apotek, rasio jumlah penduduk, omset, inovasi, kepatuhan apotek

Centralized distribution of pharmacies causes high competition among pharmacies. Competition is expected to improve the innovation of pharmacy services, but it can be potentially increase violations of pharmacy regulation. The objectives of the study was to mapping pharmacies, comparing incomes value, innovation and pharmacy compliance based on level of competition among pharmacies. The study was a non-experimental study. The population of research is 135 pharmacies located in Kota Yogyakarta. Geographic Information System (GIS) is used to map pharmacies and divide pharmacies into concentrated and unconcentrated areas, whereas ratio rules are used to compare pharmacies to number of populations. The number of samples is determined by Raosoft and the sample selection using stratified random sampling method. Data of incomes, pharmacy innovation and profiles of respondents were obtained with questionnaires, while pharmacy compliance rates were obtained with simulated patients. Data analysis was performed by Chi-square test. Result of early mapping were are 87 concentrated pharmacies and 29 unconcentrated pharmacies. A total of 63 selected sample pharmacies analyzed value of inocomes, innovation and pharmacy compliance. Higher incomes was found in concentrated pharmacies group and high ratio, while level of innovation with higher value was found in concentrated pharmacies group and low ratio. There were no significant differences in ethical drug delivery (p = 0.188) and antibiotics (p = 0.929) without prescription in the pharmacy group with distance regulation or ethical drug delivery (p = 0.104) and antibiotics (p = 0.387) without prescription in the ratio regulation. Keywords: mapping, pharmacy distance, population ratio, incomes, innovation, pharmacy compliance

Kata Kunci : Pemetaan, jarak apotek, rasio jumlah penduduk, omset, inovasi, kepatuhan apotek


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.