Laporkan Masalah

Analisis Kebutuhan Energi dan Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Serta Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Pada Sektor Transportasi di Provinsi Jambi

OKI SAPUTRA, Dr.Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng.; Dr. Ir. Suhanan, DEA.

2018 | Tesis | S2 TEKNIK SISTEM

Provinsi Jambi akan menghadapi tantangan dalam pemenuhan dan permintaan energi. Kebutuhan energi daerah meningkat dengan cepat, khususnya di sektor transportasi darat. Langkah perencanaan energi yang berkelanjutan perlu diambil untuk mengendalikan masalah ini. Salah satu persyaratan utama dalam membuat alternatif perencanaan energi adalah dengan membuat model peramalan kebutuhan energi yang rinci. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kebutuhan energi dan emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor transportasi darat dengan memperhitungkan perubahan ekonomi dan demografi menggunakan Long- range Energy Alternative Planning System (LEAP). Proyeksi peramalan akan dilakukan sampai tahun 2050 dengan tahun dasar 2016. Tiga skenario energi yang berbeda (BAU(Bussines As Usual), high economic growth and low economic growth) akan dianalisa untuk mengukur implikasi yang akan terjadi dalam pemenuhan energi tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan permintaan energi dapat dikurangi sebesar 1,08 juta sbm dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario BAU, 0,87 juta sbm dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario high economic growth dan 0,6 juta sbm dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario high economic growth. Selanjutnya, emisi GRK yang diproduksi oleh transportasi darat dapat direduksi sebesar 0,51 juta ton CO_2 e dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario BAU, 0,6 juta ton CO_2 e dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario high economic growth, dan 0,41 juta ton CO_2 e dengan menerapkan kebijakan bahan bakar nabati pada skenario low economic growth. Saat kebijakan kendaraan listrik diterapkan maka reduksi permintaan energi dan emisi GRK dapat lebih ditingkatkan.

Jambi province is experiencing energy supply and demand challenge. Regional demand is rising immensely, especially in road transportation sector and it is imperative to decide the sustainable energy action plans in order to control the situation. One of the primary requirements for sustainable energy alternative plans design is to construct a detailed energy demand forecasting model. This study predicts energy consumption and ghg emissions for road transportation sector by incorporating economic and demographic activity through Long- range Energy Alternative Planning System (LEAP). The forecasting would be performed up to 2050 when 2016 has been selected as the base year. Three different scenarios (BAU(Bussines As Usual), high economic growth and low economic growth) have been analyzed to measure implicate of complete energy. The result show that energy demand can be reduced up to 1,08 million boe by applying biofuel mandatory in BAU scenarios, 0,87 million boe by applying biofuel mandatory in high economic growth scenarios, and 0,6 million boe by applying biofuel mandatory in low economic growth scenarios. Then, ghg emissions produced from road transportation can be reduced up to 0,51 million tonne CO_2 e by applying biofuel mandatory in BAU scenarios, 0,6 million tonne CO_2 e by applying biofuel mandatory in high economic growth scenarios, and 0,41 million tonne CO_2 e by applying biofuel mandatory in low economic growth scenarios. When electric vehicle mandatory was applied, energy demand and ghg emissions can be reduced more.

Kata Kunci : Perencanaan energi, Transportasi, Bahan bakar nabati, Kebijakan Bahan bakar nabati.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.