Laporkan Masalah

KOMPOSISI DAN POLA SEBARAN JENIS POHON PENYUSUN HUTAN ALAM DI CAGAR ALAM PANANJUNG PANGANDARAN, JAWA BARAT

VIAN PRADITA ANIARKO, Prof. Dr. Ir. H. Djoko Marsono

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Hutan dataran rendah merupakan suatu ekosistem hasil interaksi faktor-faktor biotik dan abiotik. Hutan dataran rendah mempunyai komposisi yang beragam dan keanekaragaman yang cukup tinggi. Jika hutan dataran rendah dalam kondisi masih bagus, maka secara fisik di lapangan dapat terlihat dengan mudah. Cirinya antara lain lantai hutan yang bersih dari semak dan belukar dengan pepohonan utama yang tinggi. Di dalam hutan terdapat kumpulan tumbuh-tumbuhan yang didominasi oleh pohon. Secara ekologis terbentuknya suatu hutan berangsur-angsur melalui pergantian vegetasi dan habitatnya. Suksesi/regenerasi alami merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah struktur tegakan di Hutan Cagar Alam Pananjung Pangandaran dari waktu ke waktu. Perlu diketahui komposisi, pola sebaran dan sebaran diameter pohon sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengelolaan Cagar Alam Pananjung Pangandaran di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, pola sebaran dan sebaran diameter jenis pohon penyusun hutan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Penelitian dilaksanakan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Pengambilan data dilakukan pada hutan alam CAPP dengan luasan 415, 967 ha. Pada pengambilan data digunakan Intensitas Samping sebesar 0.5% dengan jumlah 53 plot. Metode pengambilan data menggunakan metode kuadrat 20 x 20 m. Variabel yang diukur yaitu jenis, jumlah, dan diameter pohon. Penempatan titik awal petak ukur dilakukan dengan random start dan selanjutnya petak ukur dibuat secara sistematik. Untuk komposisi jenis dianalisis dengan INP atau Indeks Nilai Penting untuk mengetahui kerapatan, dominansi dan frekuensi. Untuk pola sebaran dilakukan analisis dengan ID atau Indeks Dispersi. Kemudian untuk mengetahui sebaran diameternya menggunakan kaidah Kolmogorov-Smirnov. Komposisi jenis pohon pada hutan Cagar Alam Pananjung Pangandaran terdiri 617 individu dari 50 jenis dan 31 famili. Hasil tersebut sesuai dengan kondisi hutan dataran rendah yang mempunyai jenis pohon yang cukup beragam dengan 50 jenis yang ditemukan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Jenis pohon di hutan Cagar Alam Pananjung Pangandaran memiliki dua pola sebaran yaitu mengelompok dan acak. 12 jenis memiliki pola sebaran acak dan 38 jenis memiliki pola sebaran mengelompok. Pola sebaran mengelompok dan acak merupakan hasil dari perubahan suatu komunitas pada proses suksesi. Sebaran diameter di Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran cukup bervariasi yaitu berkisar antara 10 cm hingga 110 cm. Bentuk grafik sebaran diameter tidak mengikuti pola sebaran diameter yang tidak seumur yaitu membentuk huruf J terbalik. J terbalik mempunyai makna semakin tua umur pohon maka semakin sedikit jumlahnya, di hutan alam hal ini dapat disebabkan karena semakin tingginya persaingan antar individu tanaman.

Forest is an ecosystem as the result of biotic an abiotic interactions. Lowland forest has a wide variety of composition and high diversity. If the lowland forest is in good condition, then it physically can be seen easily on the ground, like a clean forest floor and many high trees. Inside the forest, there was a plant community which dominated by trees. Forest has been ecologically made by the changes of the vegetation and habitat. Succession or regeneration was one of the factors that can changed the standing structure in Pananjung Pangandaran Nature Reserve from time to time. It's important to knowing compositions, distribution patterns, and diameter distributions of the trees as one of the basics to manage the Pananjung Pangandaran Nature Reserve in the future. The research aims was to knowing trees' compositions, distribution patterns, and diameter distributions in Pananjung Pangandaran Nature Reserve. The research was located in Pananjung Pangandaran Nature Reserve. The data was taken in the nature forest's part in Pananjung Pangandaran Nature Reserve with 415, 967 ha area. The sampling's intensity for the data was 0.5 %, so it makes 53 plots. The data taking's method used 20x20m square plots. Variables that taken were trees species', amounts, and diameters. The first point of the plots was taken by a random start then the plots layouted sistematically. The tree species' compositions were analyzed by Important Value Index to knowing the densities, dominances, and frequences. The distribution patterns were analyzed by Dispersion Index, and the diameter distributions was analyzed by Kolmogorov-Smirnov rule. The trees composition in Pananjung Pangandaran Nature Reserve was 617 trees from 50 different species' and 31 different families. The results was consistant with lowland forest conditions that have a variety of tree species with 50 species found in Pananjung Pangandaran Nature Reserve. Trees in Pananjung Pangandaran Nature Reserve has two distribution patterns which were random and clumped. 12 specieses had a random distributionâ's pattern, and 38 specieses had a clumped distribution's pattern. Clumped and random distribution was the result from community changes of succession process. Diameter's distribution in Pananjung Pangandaran Nature Reserve were quite variated between 10 cm until 110 cm. Diameter distribution's chart wasn't follow the uneven distribution's chart which made an upside down letter J. An upside down letter J has a meaning that the older tree has a lower in number, caused by the increasing competition between individual plants.

Kata Kunci : Hutan Alam, Komposisi, Pola Sebaran, Sebaran Diameter, Cagar Alam Pananjung Pangandaran;Nature Reserve, Composition, Distribution Pattern, Diameter Distribution, Pananjung Pangandaran Nature Reserve.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.