PENGARUH LAMA PERLAKUAN DAN KONSENTRASI HORMON METHYL JASMONATE TERHADAP SIFAT ANATOMI KAYU PADA TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU (Aquilaria sp.)

MUH MALIK IBRAHIM, Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr.Sc.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas serta memiliki kandungan kadar resin wangi. Pembentukan gaharu secara artifisial dapat dilakukan dengan cara pelukaan mekanis dan perlakuan hormonal pada batang. Hormon tanaman mempunyai peranan penting dalam pembentukan saluran resin dan pertahanan tanaman. Pada penelitian sebelumnya, penggunaan hormon methyl jasmonate pada batang menyebabkan perubahan anatomi kayu berupa pembentukan saluran resin traumatik pada pohon Norway Spruce dan gymnospermae yang lain. Pada penelitian ini digunakan salah satu spesies penghasil gaharu yaitu Aquilaria sp. Informasi tentang perubahan struktur anatomi pada pohon penghasil gaharu dengan perlakuan hormonal methyl jasmonate masih terbatas. Oleh karena itu, dilakukan pengamatan terhadap karakteristik anatomi kayu gaharu untuk membedakan struktur antar sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh hormon methyl jasmonate terhadap perubahan struktur anatomi kayu Aquilaria sp.. Perlakuan hormonal dilakukan pada 3 pohon Aquilaria sp. dengan 4 variasi konsentrasi yaitu 0% (kontrol); 0,1%; 0,5%; dan 1% dengan lama perlakuan 6 dan 9 bulan. Parameter yang diamati untuk mengetahui perubahan struktur anatomi meliputi sel serabut, pembuluh, parenkim, interxylary phloem, dan warna kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi hormon methyl jasmonate menghasilkan senyawa resin pada parenkim dan interxylary phloem, yang menyebabkan kenampakan fisik kayu berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berbau harum pada Aquilaria sp.. Pemberian methyl jasmonate dengan lama perlakuan 6 dan 9 bulan memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan struktur anatominya. Perlakuan hormonal methyl jasmonate dengan konsentrasi 0,1%; 0,5%; 1% memberikan pengaruh yang berbeda signifikan terhadap panjang serat, diameter pembuluh, diameter serat, tinggi jari-jari, dan proporsi interxylary phloem. Lama perlakuan dengan waktu 6 dan 9 bulan memberikan pengaruh yang berbeda signifikan terhadap panjang serat, tinggi jari-jari, proporsi interxylary phloem, frekuensi interxylary phloem, frekuensi jari-jari dan frekuensi pembuluh. Interaksi antara lama perlakuan dan konsentrasi hormon methyl jasmonate memberikan pengaruh yang berbeda signifikan terhadap diameter pembuluh dan tinggi jari-jari.

Agarwood is a type of wood with various shapes, distinctive colors and has a content of fragrant resin. Formation of agarwood artificially can be performed by mechanical scarring and hormonal treatment on the stem. Plant hormones have an important role in the formation of resin ducts and defense plants. In previous study, the use methyl jasmonate on the stem form of anatomy changes cause the formation of traumatic resin duct in Norway Spruce. This study used species of agarwood-producing plants, Aquilaria sp. Information about anatomical structures in agarwood-producing plants with methyl jasmonate hormonal treatment are limited. Therefore, the observation of the anatomical characteristics of agarwood to distinguish between structures of cells. This study was conducted with the objective to observe the effect of methyl jasmonate hormone on the anatomical structure of Aquilaria sp.. The study was applying the hormonal treatment of methyl jasmonate in 3 trees Aquilaria sp. with 4 variations of concentration such as 0% (control); 0.1%; 0.5%; and 1% with treatment duration of 6 and 9 months. The parameters observed to known changes of anatomical structures includes fiber cell, vessel, parenchyma, interxylary phloem, and wood colour. The study showed that inoculation of methyl jasmonate resulted compound resin in parenchyma and interxylary phloem, which causing the physical appearance of discolored wood to black brown and smell nice. Inoculation of methyl jasmonate with treatment duration of 6 and 9 month affected on anatomical structure changes. The treatment hormonal of methyl jasmonate with a concentration 0,1%; 0,5%; 1% had significant effect on fiber length, vessel diameter, fiber diameter, ray parenchyma height , and proportion of interxylary phloem. The treatment duration with 6 and 9 months had significant effect on fiber length, ray parenchyma height, proportion of interxylary phloem, frequency of interxylary phloem, frequency of ray, and frequency of vessel . The interaction of duration and hormonal treatment had significant effect on vessel diameter and ray parenchyma height.

Kata Kunci : gaharu, anatomi kayu, interxylary phloem, Aquilaria sp.;agarwood, wood anatomy, interxylary phloem, Aquilaria sp.