DETEKSI KONTAMINASI DAGING BABI PADA BAKSO DI KOTA PEKALONGAN DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION - RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM

ARDHI YOSHAN L, Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D. ; Dr. Ir. Jamhari, M.Agr., Sc.

2018 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Daging yang sering digunakan dalam pembuatan bakso antara lain daging sapi, ayam, babi, ikan atau dapat juga dari campuran berbagai macam daging. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kontaminasi daging babi pada produk bakso yang dijual di wilayah Kota Pekalongan dengan aplikasi metode Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP). Enam belas sampel bakso diambil secara sampling aksidental dari penjual bakso yang ada di wilayah Kota Pekalongan. Tahap penelitian meliputi isolasi DNA dari sampel bakso, pengujian konsentrasi dan kemunian DNA, amplifikasi cytochrome b melalui PCR, dan proses RFLP menggunakan enzim restriksi BamHI. Data yang diambil dari gambar visualisasi melalui elektroforesis gel agarose dari hasil isolasi DNA, amplifikasi cytochrome b, dan digesti fragmen oleh enzim restriksi. Hasil isolasi DNA 16 sampel bakso menunjukkan bahwa semua DNA sampel bakso dapat terisolasi dengan rata-rata konsentrasi 310,78 µg/ml dan kemurnian 1.19. Proses amplifikasi menggunakan primer universal cytochrome b dan diperoleh 14 sampel berhasil teramplifikasi cytochrome b dengan panjang fragmen 359 bp dan 2 sampel tidak berhasil teramplifikasi. Untuk menentukan kontaminasi babi diaplikasikan metode RFLP dengan enzim BamHI dan sampel yang mengandung babi akan terpotong menjadi 115 dan 244 bp, sedangkan pada sapi akan tetap pada 359 bp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel bakso yang terkontaminasi babi yang ditandai dengan terbentuk 3 ukuran fragmen 115, 244, dan 359 bp, sedangkan 13 sampel bakso lainnya tidak ditemukan adanya kontaminasi babi. Teknik PCR-RFLP merupakan teknik yang efektif untuk mendeteksi adanya kontaminasi bahan tertentu terutama yang berkaitan dengan kehalalan dan pemalsuan suatu produk makanan.

Various of meats are often used in the manufacture of meatballs are beef, chicken, pork, fish or mixture of those kinds of meat. This research aims to detect porcine contamination in meatball products sold in the area of Pekalongan City with the application of Polymerase Chain Reaction- Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) method. Sixteen samples of meatballs were taken by accidental sampling from sellers of meatballs in the area of Pekalongan City. The research stages included DNA isolation from the meatball sample, tested of DNA concentration and purity, cytochrome b amplification through the PCR process, and the RFLP process using a BamHI restriction enzyme. The data taken were visualization images via agarose gel electrophoresis from DNA isolation, cytochrome b amplification, and digestion of fragments by restriction enzymes. The results of DNA isolation showed that 16 samples of meatballs were isolated with average concentrations of 310,78 µg/ml and purity of 1.19. The amplification process using a universal primary cytochrome b showed that, 14 samples of 16 samples were successfully amplified cytochrome b at 359 bp and 2 samples were unsuccessful. To determine the contamination of porcine applied RFLP method with enzyme BamHI and samples containing of porcine will be cut to 115 and 244 bp, while the beef will remain at 359 bp. The result of the research showed that, there is 1 sample of porcine contaminated meatballs were marked with 3 fragments size 115, 244 and 359 bp, and 13 other samples did not found any contamination of porcine. The PCR-RFLP technique is an effective technique to detect the presence or contamination of certain substances especially those related to the halal and adulteration of a food product.

Kata Kunci : Bakso, Isolasi DNA, Deteksi Babi, Polymerase Chain Reaction- Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP)