Laporkan Masalah

Estimasi Sintesis Protein Mikrobia Rumen Menggunakan Derivat Purin pada Urin Kambing Bligon Betina yang Diberi Pakan Fermentasi dan Jerami Kacang Tanah

ANNAS, Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiati, SU.

2018 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini didesain menggunakan Independent Student t-test untuk membandingkan estimasi sintesis protein mikrobia dalam rumen pada kambing Bligon yang diberi pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan perbandingan yang berbeda. Kambing yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 8 ekor kambing Bligon betina yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu ransum yang terdiri dari pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan perbandingan 40:60 dan 60:40. Pakan kambing diberikan setiap pukul 07:00 dan 15:00. Penelitian meliputi periode adaptasi selama 14 hari, periode koleksi selama 7 hari dan analisis laboratorium. Koleksi sampel terdiri atas pakan, sisa pakan, feses total, dan urin total. Sampel pakan, sisa pakan dan feses ditentukan kandungan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO). Sampel urin dianalisis kandungan derivat purin (DP) berupa allantoin, asam urat, dan xanthin-hipoxanthin sehingga dapat ditentukan estimasi sintesis protein mikrobia (EMNS) dan efisiensi sintesis protein mikrobia (EMNS/DOMR). Hasil penelitian memperlihatkan konsumsi BK dan BO menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Total ekskresi allantoin dan DP urin kambing yang diberi pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan rasio 60:40 cenderung lebih tinggi daripada rasio 40:60. Pemberian pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan rasio 60:40 secara nyata (P kurang dari 0,05) lebih tinggi daripada rasio 40:60 pada nilai EMNS dan EMNS per DOMR, rerata EMNS kambing Bligon yang diberi pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan rasio 40:60 dan 60:40 masing masing 0,40 g N per d dan 1,18 g N per d, sementara rerata EMNS per DOMR masing-masing 0,91 g N per kg DOMR dan 2,45 g N per kg DOMR. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu pemberian pakan fermentasi dan jerami kacang tanah dengan perbandingan 60:40 memberikan sintesis protein mikrobia yang lebih baik daripada rasio 40:60.

This study was designed using Independent Student t-test to compare the estimation of microbial protein synthesis in rumen in female Bligon goats fed by fermented feed and peanut straw with the different ratio. There were 8 female Bligon goats used in this study. They were divided into 2 groups of treatment which had different ratio of fermented feed and peanut straw. The ration used in this study were 40:60 and 60:40. The goats were fed at 07:00 am and 03:00 pm. The study included 14-days adaptation period, 7-days collection period, and laboratory analysis. The sample collection was consisted of feed, feed residue, total feces, and total urine. Feed sample, feed residue, and feces were determined for their content of dry matter (DM) and organic material (OM). Urine samples were analyzed for purine derivative (PD) content in form of allantoin, uric acid, and xanthine-hypoxanthine to determine the estimated microbial protein synthesis (EMNS) and microbial protein synthesis efficiency (EMNS/DOMR). The results showed DM and OM consumption had no significant difference. The total excretion of allantoin and PD of goat urine fed by fermented feed and peanut straw with the ratio of 60:40 tended to be higher than the 40:60 ratio. Fermented feed and peanut straw ratio of 60:40 was higher than the ratio of 40:60 on the value of EMNS and EMNS per DOMR (P less than 0.05). The EMNS average of Bligon goat fed by fermented feed and peanut straw with the ratio of 40:60 and 60:40 was 0,40 g N per d and 1,18 gN per d respectively, while the average EMNS per DOMR was 0,9 g N per kg DOMR and 2,45 g N per kg DOMR respectively. It could be concluded in microbial protein synthesis, feeding fermented feed and peanut straw with 60:40 ratio better than 40:60.

Kata Kunci : Kambing Bligon Betina, Derivat Purin, Protein Mikrobia, Pakan Fermentasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.