Laporkan Masalah

EVALUASI BERBAGAI GENOTIPE JAGUNG (Zea mays L.) PADA DUA MACAM PEMBERIAN NITROGEN

REYNALDO CHRISTIAN L, Erlina Ambarwati, S.P., M.P.

2018 | Skripsi | S1 PEMULIAAN TANAMAN

Jagung merupakan salah satu tanaman penting dengan tujuan utama dari budidaya untuk menghasilkan bulir hasil panen.. Karakter pada tanaman yang memiliki nilai ekonomis seperti bulir hasil panen biasanya dipengaruhi oleh karakter poligenik yang kompleks, dan menunjukkan pengaruh yang tinggi dari lingkungan. Fluktuasi hasil panen dikenal sebagai efek interaksi genotipe dengan lingkungan (GEI). GEI mengurangi asosiasi antar nilai fenotipik dan genotipik dan menyebabkan bias pada estimasi efek gen. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengevaluasi kestabilan berbagai jenis kultivar pada beberapa lingkungan dengan pemberian N rendah. Penelitian ini dilaksanakan di dua macam lahan di daerah Bantul, Yogyakarta dengan karakter lahan berpasir di Srandakan dan lahan sawah di Sewon dengan dua macam pemberian pupuk N (dengan pupuk N dan tanpa pupuk N). Penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Mei 2017 hingga pertengahan bulan September 2017. Dipilih tiga kultivar jagung hibrida komersil ('Pioneer-35', 'Bisi 816', 'Bima 20'), tiga kultivar OP ('Srikandi', 'Sukmaraga', dan 'Lamuru') dan satu kultivar inbrida (jagung putih). Metode analisis yang digunakan adalah regresi Eberhart dan Russell, AMMI, dan parameter-parameter stabilitas (Wi, Varian Stabilitas Shukla, Indeks Stabilitas, dan ASV). Hasil menunjukkan tingkat stabilitas kultivar cukup beragam antara jenis kultivar hibrida, OP, dan inbrida. Secara umum, kultivar OP memiliki tingkat stabilitas yang lebih tinggi daripada hibrida, sedangkan secara potensi hasil, kultivar hibrida menunjukkan performa yang lebih baik. Kultivar inbrida menunjukkan stabilitas yang cukup rendah dengan performa hasil yang jauh di bawah rerata.

Corn (Zea mays L.) has become one of the most important crop with grain yield as the main purpose of cultivation. Most of the economical plant characters, like grain yield, associated by polygenic genes and traits, therefore show massive changes throughout environments. Those fluctuations of genotype performance caused by environmental effects known as Genotype and Environment Interactions (GEI). It caused decreased association degree between genotype and phenotype, which lead to estimation bias. The purpose of the experiment is to evaluate stability level of each cultivar and delineate which environment for each genotypes. Experiment occur in May 2017 until September 2017 and held in two type of field in Bantul, Yogyakarta, which is sandy coastal field in Sradakan and ordinary field in Sewon. Each fields divided into two type of fertilizing applications, with and without application of N. Material for this experiment are three hybrids cultivars of field corn ('Pioneer-35', 'Bisi 816', 'Bima 20'), three open pollinated cultivars ('Srikandi', 'Sukmaraga', dan 'Lamuru') and one local inbred cultivar, Jagung putih. Stability are estimated using Eberhart-Russell regression, AMMI model, and other stability parameters (Wi, Shukla's Stability Variance, Stability Index, and ASV). Results show all of the genotype have various stability level. Hybrids have relatively lower stability than OP, but generally higher in term of grain yield. Local inbred shows lower stability and grain yield in general.

Kata Kunci : Zea mays L., GEI, stabilitas, AMMI /Zea mays L., GEI, stability, AMMI.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.