Laporkan Masalah

KESELARASAN DAN KERAGAMAN KERUANGAN PERMUKIMAN MASYARAKAT BALI DI DESA WIA-WIA, KECAMATAN POLI-POLIA, KABUPATEN KOLAKA TIMUR, SULAWESI TENGGARA

RIA SELFIYANI BAHRUN, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D; Dr. Ir. Djoko Wijono, M.Arch

2018 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Permukiman tradisional Bali merupakan suatu tempat kehidupan yang utuh dan bulat yang berpola tradisional yang terdiri dari tiga unsur, yaitu unsur kahyangan (tiga pura desa), unsur desa (warga) dan karang desa (wilayah) dengan latar belakang norma-norma dan nilai-nilai tradisional yang melandasinya. Permukiman masyarakat bali dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, kepercayaan dan adat istiadat setempat sebagai pedoman pelaksanaan yang diturunkan dalam berbagai aturan, ketentuan, ketetapan dan penataan yang merupakan faktor-faktor pelindung dalam perkembangan. Pola keruangan permukiman Desa Wia-wia membentuk permukiman linier dengan posisi pura (sanggah) di dalam pekarangan setiap rumah terletak pada sisi kanan dan kiri jalan desa sedangkan peletakan pura yang berada di dalam desa menggunakan konsep tri angga serta unit-unit bangunan dalam karang menggunakan konsep sanga mandala. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi keselarasan dan keragaman keruangan permukiman masyarakat Bali di Desa Wia-wia. Paradigma penelitian yang digunakan, yaitu fenomenologi dengan data-data bersifat kualitatif dan proses abstraksi induktif. Penelitian ini menghasilkan tiga konsep besar, yaitu; (1) konsep tata keruangan merupakan suatu konsep yang mempunyai keterkaitan dalam membangun suatu permukiman; (2) konsep ruang kegiatan spiritual memiliki keterkaitan dengan keyakinan dalam kehidupan masyarakat Bali yang berlandaskan kepercayaan Hindu Bali; (3) konsep identitas diri menggambarkan bagaimana cara membangun masyarakat Bali. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa keselarasan dan keragaman mempunyai hubungan yang erat antara unit-unit informasi yang di dapat dilapangan. Sehingga, keselarasan dalam lingkup yang luas juga dapat memberi kemungkinan timbulnya keragaman. Keselarasan mengindikasikan kesesuaian atau kecocokan dalam beberapa hal. Namun, tidak menutup kemungkinan akan timbul pula keragaman dalam keselarasan tersebut yang di pengaruhi oleh beberapa faktor baik dari sudut pandang, preferensi serta leluhur yang dimiliki.

Balinese traditional settlements are a place of life that is intact and rounded with a traditional pattern consisting of three elements, which are elements of Kahyangan Tiga (three village temples), elements of villages (citizens) and karang villages (territory) with the background of norms and traditional values underlying. The settlement of the Balinese community is motivated by religious norms, beliefs and customs as a guideline for implementation derived in various rules, provisions, decisions and arrangements which are as the protective factors in development. The pattern of spatial settlements in Wia-wia village forms a linear settlement with the position of the temple (sanggah) in the yard of each house which is located on the right and left side of the village road, while the temple is located in the village using the concept of tri angga and building units in the karang using the concept sanga mandala. This study aims to identify and to explore the harmony and spatial diversity of Balinese settlements in Wia-wia Village. The research paradigm used is phenomenology with qualitative data and inductive abstraction process. This research produces three major concepts, which are; (1) the concept of spatial planning is a concept that has an interrelationship in building a settlement; (2) the concept of the space of spiritual activity has correlation to the beliefs in Balinese life based on Hindu Balinese beliefs; (3) the concept of self-identity describes how to build Balinese society. In addition, the study reveals that harmony and diversity have close connections between information units in the field. Therefore, wide harmony is also able to provide the possibility of diversity. The harmony indicates conformity or compatibility in some aspects. However, there is also a possibility that there will be diversity in the harmony that is influenced by several factors both from the point of view, the preferences and the ancestors possessed.

Kata Kunci : Kata Kunci: Keselarasan, Keragaman, Permukiman /Keywords: Harmony, Diversity, Settlement


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.