Laporkan Masalah

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL Studi di Destinasi Wisata Cluster Kuta Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat

ULFATUN HASANAH, Dr. Ambar Widaningrum, M.A

2017 | Tesis | S2 Administrasi Publik

Menurut data dari The Global Islamic Economy Report yang dikutip oleh Reuters (2015) menyatakan bahwa pasar travel muslim global telah menghabiskan 140 juta dollar pada tahun 2013 yang mana merepresentasikan 11,5% dari pengeluaran global. Pada laporan yang sama memprediksi bahwa akan meningkat pada tahun 2019 yaitu 238 milliar dollar dan mewakili 13% dari pengeluaran global. Proyeksi wisatawan muslim akan semakin meningkat jumlahnya. Sehingga Indonesia sebagai salah satu Negara muslim dunia. Harus mampu memanfaatkan peluang tersebut dan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menjadi salah satu destinasi pengembangan pariwisata halal harus memanfaatkan peluang tersebut. Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Provinsi Bali, memiliki sumber daya alam serta destinasi pariwisata yang sangat indah. Mayoritas penduduk beragama Islam dan memiliki adat budaya yang telah terakulturasi. Sehingga pengembangan pariwisata halal relevan untuk dikembangkan di Provinsi NTB. Namun pada realitasnya menurut penelitian yang dilakukan oleh Suharko (2016) terdapat berbagai permasalahan yang ditemukan dalam mengembangkan pariwisata halal di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu: a) Regulasi tidak sinkron antara Peraturan Daerah dan dokumen perencanaan lain seperti Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi NTB tahun 2013-2018 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi NTB tahun 2013-2018 yang sedikitpun tidak menyinggung tentang pariwisata halal; b) Kesiapan sumber daya manusia pada Perda Provinsi NTB Nomor 2 Tahun 2016 tentang pariwisata halal hanya mengatur pramuwisata sedangkan SDM pariwisata lainnya tidak diatur. Hal ini akan berdampak pada pada pelatihan dan standarisasi SDM pariwisata halal. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Kementerian Agama merekrut pramuwisata berbahasa arab dari pondok pesantren. Hal tersebut menjadi tantangan karena dipondok pesantren tidak diajarkan yang memuat pariwisata; c) Organisasi dan pengelolaan aktor belum ada antara pemerintah, swasta dan masyarakat; d) Sertifikat dan standarisasi wisata halal baru pada akomodasi (hotel halal), belum mencakup biro perjalanan, restoran, dan Salus Per Aquan atau yang biasa disebut (SPA). Berangkat dari berbagai permasalahan diatas seharusnya Provinsi NTB mampu untuk berpikir strategis. Sehingga mampu merencanakan dengan baik pengembangan pariwisata halal. Salah satunya dengan melakukan perencanaan strategi pengembangan pariwisata halal. Perencanaan strategi pariwisata halal dapat membantu pemerintah Provinsi NTB, pihak swasta, dan masyarakat agar mampu mengembangkan pariwisata halal. Perencanaan strategi berfungsi agar pembangunan dapat berjalan dalam jalur yang tepat. Metode analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah analisis SOAR dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks SOAR, Matriks IE, dan Matriks QSP. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal diperoleh Kekuatan, Peluang, Aspirasi, dan Hasil Terukur yang digunakan untuk melakukan perumusan strategi. Sedangkan berdasarkan hasil perumusan strategi utama yaitu strategi pengembangan produk, yang meliputi Melibatkan mantan TKI yang fasih berbahasa Arab untuk masuk dalam dunia pariwisata halal, Meningkatkan keterlibatan dunia pendidikan terutama pesantren untuk mengembangkan pariwisata halal, Mengembangkan paket wisata halal dengan dikemas menjadi produk pariwisata yang berdaya saing dan banding sesuai kebutuhan pasar wisatawan, Mewajibkan pramuwisata dan unit usaha yang sertifikasi halal (seperti: perhotelan, motel, Villa, penginapan, restaurant, rumah makan, lesehan, warung, SPA, Griya Pijat, Salon, biro perjalanan wisata) menyadarkan pentingnya sertifikat halal, dan Menetapkan branding yang tepat untuk wisata halal yang ada NTB, seperti �Wonderful Friendly Halal Tourism�. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan mengimplementasikan strategi yang telah terpilih untuk mengembangkan pariwisata halal; Komitmen yang kuat untuk setiap strategi, program, dan kegiatan untuk mengetahui relevansinya dengan tujuan yang ingin dicapai; Kerjasama yang kuat antara para stakeholder; dan Kerjasama dengan Negara lain ataupun daerah lain untuk membuat paket pariwisata halal yang berkesinambungan antar Negara. Kata Kunci: Perencanaan Strategi, Pariwisata Halal, SOAR

According to data from The Global Islamic Economy Report quoted by Reuters (2015) states that the global Muslim travel market has spent 140 million dollars in 2013 which represents 11.5% of global spending. In the same report predicts that will increase in 2019 which is 238 billion dollars and represents 13% of global expenditure. The projection of Muslim tourists will increase in number. So that Indonesia as one of the Muslim countries of the world. Must be able to take advantage of these opportunities and West Nusa Tenggara Province which has become one of the halal tourism development destinations should take advantage of these opportunities. West Nusa Tenggara Province which is located in the east of Bali Province, has natural resources as well as tourism destinations are very beautiful. The majority of the population is Muslim and has a cultural custom which has been acculturated. So that the development of halal tourism is relevant to be developed in NTB Province.But in reality according to research conducted by Suharko (2016) there are various problems found in developing halal tourism in West Nusa Tenggara Province, namely: a) Regulation is not synchronous between the Regional Regulation and other planning documents such as the Strategic Plan of NTB Provincial Tourism Office in 2013 -2018 and the Mid-Term Regional Development Plan of NTB Province 2013-2018 which in no way offends on halal tourism; b) The readiness of human resources in NTB Provincial Regulation No. 2 of 2016 on halal tourism only regulate guides while other tourism human resources are not regulated. This will have an impact on training and standardization of Halal Tourism Human Resources. The Indonesian Guide Association (HPI) and the Ministry of Religious Affairs recruit Arabic-speaking guides from boarding schools. This is a challenge because the boarding schools are not taught that includes tourism; c) Organization and management of actors does not yet exist between government, private and public; d) Certification and standardization of new halal tours on accommodation (halal hotels), not including travel agencies, restaurants, and Salus Per Aquan or so-called (SPA). Departing from various problems above should NTB province able to think strategically. So as to be able to properly plan the development of halal tourism. One of them by planning the strategy of halal tourism development. Halal tourism strategy planning can help NTB provincial government, private sector, and society to be able to develop halal tourism. Strategic planning works so that development can run in the right direction. The analytical method used to formulate the strategy is the SOAR analysis using IFE Matrix, EFE Matrix, SOAR Matrix, IE Matrix, and QSP Matrix. Based on the analysis of the internal and external environment obtained Strength, Opportunities, Aspirations, and Measurable Results used to make strategy formulation. While based on the results of the main strategy formulation of product development strategy, which includes socialization to local communities related to tourism development; Involving ex-Indonesian workers who are fluent in Arabic to enter the world of halal tourism, Increasing awareness of education to pesantren for halal tourism development, Developing halal tour packages by packing competitive products and milkfish according to the needs of the tourist market, Require guides and business units certified halal (ie hospitality, motels, villas, inns, restaurants, restaurants, lesehan, stalls, SPA, Griya Massage, Salon, travel agents) awaken halosa, and Establish proper branding for NTB's halal tourism, such as' Wonderful Friendly Halal Tourism'. The recommendation is to implement a strategy that has been selected to develop halal tourism; Strong commitment to every strategy, program, and activity to know its relevance to the goals to be achieved; Strong cooperation between stakeholders; and Cooperation with other countries or other regions to create a package of halal tourism that is sustainable between the State. Keywords: Strategic Planning, Halal Tourism, SOAR

Kata Kunci : Strategic Planning, Halal Tourism, SOAR

  1. S2-2017-388810-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388810-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388810-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388810-title.pdf