Kompetisi Bisnis dan Gerakan Politik (Kajian Perlawanan Masyarakat Terhadap Pasar Ritel di Desa Basis Buruh Migran, Arjowilangun, Malang)

IRA PERMATA SARI, Dr. Amalinda Savirani, S.IP., M.A

2017 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Tesis ini tentang perlawanan pelaku ekonomi ritel desa terhadap Pasar Ritel Indomaret pada tahun 2015. Pembacaan perlawanan ini adalah dengan melihat dinamika relasi antara Masyarakat dan Pasar Ritel dalam bidang perdagangan ritel di wilayah perekonomian Desa Arjowilangun. Istilah Masyarakat dalam tesis ini adalah pelaku ekonomi toko ritel desa dengan sumber modal ekonomi dari luar negeri dan atau modal ekonomi lama di desa dengan manajemen bisnis tradisional, semi modern, ataupun modern. Sedangkan Pasar adalah pedagang besar yang ikut menguasai perdagangan ritel (eceran) dengan manajemen bisnis modern, yakni PT. Indomarco Prismatama (Indomaret). Perlawanan pelaku ekonomi desa terhadap Pasar Ritel Indomaret di Arjowilangun sebagai salah satu contoh wajah perlawanan terhadap perdagangan ritel dalam bentuk toko kecil yang sangat masif terjadi di berbagai daerah di Indonesia mulai tahun 2000 di wilayah perkotaan sampai pedesaan. Sementara, Arjowilangun sendiri adalah desa yang unik karena sebagian besar warga desa bekerja ke luar negeri yang kemudian sebagian dari buruh migran memutar modal ekonomi yang di dapat dengan membangun bisnis seperti toko ritel. Secara sumberdaya buruh migran memiliki sumberdaya yang kuat yakni tercermin dari jumlah remiten yang dikirim ke desa setiap bulannya sekitar 3,5 miliar rupiah, dan telah sejak lama menanam kebaikan-kebaikan sosial-ekonomi terhadap pembangunan desa sehingga memperoleh perhatian besar dari pemerintah desa dan warga desa yang tidak bekerja ke luar negeri, termasuk pemuda desa. Selama ini perlawanan yang ditujukan kepada Pasar Ritel, menempatkan Pasar Ritel sebagai aktor rival dari Masyarakat, karena Pasar Ritel dengan kekuatan sumberdaya keuangan yang besar, manajemen modern mengarah pada kecenderungan mendominasi dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk di dalamnya menekan negara. Dari potret di atas, belum ada studi yang mencoba mengungkap relasi Masyarakat dan Pasar Ritel khususnya dinamika relasi ketegangan politik masing-masing aktornya di tengah struktur politik yang memberikan ruang aktor-aktor tersebut berdinamika dan faktor globalisasi yakni melalui saluran buruh migran yang memungkinkan menjadi kuat secara modal ekonomi. Oleh karena itu, tesis ini ditulis untuk mengisi gap pembahasan mengenai relasi Masyarakat dan Pasar Ritel dalam proses-proses ekonomi di Indonesia, secara khusus di bagian kecil wilayah otonomi Indonesia yaitu desa. Untuk mengeksplorasi lebih jauh, ada dua pertanyaan turunan yang dirumuskan yaitu pertanyaan diseputar pilihan strategi dan metode perlawanan serta implikasi dari perlawanan tersebut. Teori yang digunakan adalah teori ketegangan politik (contentious politics theory) dengan metode penelitian studi kasus instrinsik yang bercorak penelitian kualitatif. Dari studi yang dilakukan, tesis ini menjelaskan dua hal: pertama, perlawanan pelaku ekonomi desa terhadap Pasar Ritel memunculkan ketegangan politik antara pelaku ekonomi lama dan baru (mantan buruh migran) yang ada di desa dengan membawa masing-masing klaim, isu identitas, perebutan sumberdaya (resource) dan motif dengan diikuti pilihan strategi dan metode perlawanan. Kedua, dalam persaingan bisnis para aktor bisnis baik Masyarakat atau Pasar Ritel menggunakan gerakan politik sebagai alat, atau dengan kata lain persaingan bisnis yang terjadi berada pada spektrum ketegangan politik (baca: gerakan politik) yakni masing-masing aktor bisnis yang ada di desa termasuk Pasar Ritel menggunakan semua kemungkinan peluang politik yang tersedia di dalam masyarakat dan pemerintah untuk menyusun pilihan strategi dan metode perlawanan. Kemudian semua kemungkinan sumberdaya peluang yang digunakan adalah untuk mempengaruhi pemerintah memikirkan ulang kebijakan bidang perdagangan ritel khususnya di wilayah perekonomian desa.

This thesis is about the resistance of village retail economy actors to Indomaret Retail Market in 2015. The reading of this resistance is to look at the dynamics of the relationship between the community and the retail market in the field of retail trade in the area of the economy of the village Arjowilangun. The term Society in this thesis is the economic actor of the village retail store with the source of economic capital from abroad and / or old economic capital in the village with the management of traditional business, semi modern, or modern. While the market is a wholesaler who took control of retail trade (retail) with modern business management, namely PT. Indomarco Prismatama (Indomaret). Resistance of village economic actors to Indomaret Retail Market in Arjowilangun as an example of the face of resistance to retail trade in the form of a very massive small shop occurred in various regions in Indonesia from 2000 in urban to rural areas. Meanwhile, Arjowilangun itself is a unique village because most of the villagers work abroad which then some of the migrant workers rotate the economic capital by building a business like a retail store. Based on their resource migrants have strong resources, reflected in the amount of remittances sent to the village each month of around 3.5 billion rupiah, and have long planted socio-economic benefits to village development so as to gain great attention from village government and villagers who do not work overseas, including the village youth. During this time the Resistance addressed to the Retail Market, placing the Retail Market as a rival actor of the Society, because of the Retail Market with the power of great financial resources, modern management leads to a dominating tendency in various sectors of life, including pressuring the state. From a portrait above, there has been no study that tries to uncover the relationship of society and the retail market in particular the dynamics of the relationship their respective political tensions were the actors in the middle of a political structure that gives the actors space compete and factors of globalization, namely through the channel that allows migrant workers to be powerful in the economic capital. Therefore, this thesis is written to fill the gap of discussion on Community relations and Retail Market in economic processes in Indonesia, specifically in a small part of Indonesia's autonomous region of the village. To explore further, there are two derived questions that are formulated that are questions around the choice of strategies and methods of resistance and the implications of the resistance. The theory used is the theory of political tension (contentious politics theory) with research methods of intrinsic case study with qualitative research. From the study, this thesis explains two things: first, the resistance of village economic actors to the Retail Market raises political tension between old and new economic actors (ex-migrant workers) in the village by bringing each claim, identity issue, resource struggle and motive followed by choice of strategy and method resistance. Secondly, in business competition, business actors, either Society or Retail Market, use political movement as a tool, or in other words, business competition that occurs is on the spectrum of political tension (read: political movement) ie each business actor in the village including Market Retail uses all possible political opportunities available within communities and governments to devise options for strategies and methods of resistance. Then all possible resource opportunities used are to influence the government to rethink the policy of retail trade especially in the village economy.

Kata Kunci : Kata Kunci: Buruh Migran, Ketegangan Politik, Persaingan Bisnis, Perdagangan ritel, Perekonomian Desa. / Keywords: Migrant Workers, Contentious Politics, Business competition, Retail trading, Village Economy.