Laporkan Masalah

Model Gaya Pembajakan Pada Bajak Lorong Dalam Pembuatan Lorong Pengatus Dangkal

M FARHAN FAIZ, Prof. Dr. Ir. Bambang Purwantana, M.Agr., Dr. Ngadisih, S.T.P., M.Sc.,

2017 | Tesis | S2 Teknik Pertanian

Untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri khususnya komoditas palawija, dibutuhkan pola tanam dengan sistem padi-padi-palawija. Akan tetapi mempunyai waktu tunggu tanam yang cukup lama untuk penanaman palawija di lahan lempung. Lorong pengatus dangkal merupakan salah satu inovasi yang berfungsi untuk mempercepat laju penurunan kadar lengas tanah, sehingga sesuai dengan kebutuhan penanaman palawija. Penelitian ini bertujuan untuk mengapliaksikanmodel Multiple Linear Regression (MLR) dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk memprediksi gaya pembajakan dalam pembentukan lorong pengatus dangkal. Penelitian menggunakan 3 variasi jenis tanah dengan kadar lempung yang berbeda, yaitu tanah dari Kecamatan Godean dengan fraksi lempung 30,6%, tanah dari Kecamatan Imogiri dengan fraksi lempung 38,88% dan tanah dari Kecamatan Cangkringan dengan fraksi lempung 7,8%. Pembajakan dilakukan dengan 5 variasi kedalaman ( 10, 15, 20, 25 dan 30 cm) menggunakan bajak lorong yang berdimensi panjang 19 cm, diameter pemotong 3 cm, sudut pemotong 300 dan diameter desak (expander) 6 cm. Model MLR dipilih untuk memprediksi gaya pembajakan daripada model JST dengan nilai koefisien determinasi (R2) lebih besar, yaitu sebesar 0,839 dengan nilai MSE sebesar 0,0021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya pembajakan (kN) memiliki korelasi dengan kadar liat (kN) berdasarkan kadar liat (x1), kedalaman pembajakan (x2), kadar air (x3) dan berat volume (x4) sebagai berikut : Y = -0,0054x1 + 0,0035x2 - 0,0034x3 - 0,0293x4 + 0,483.

To increase domestic food production, especially crops commodity, there needs a planting pattern with paddy-paddy-crops system. However, it has a long waiting time for planting crops in clay. A shallow moles drainage is one of the innovations which serves to accelerate the rate of lowering soil moisture content in order to fit the needs of planting the crops. This study aims to apply Multiple Linear Regression (MLR) and Artificial Neural Network (ANN) model for predicting force required in making mole drainage formation. This research used 3 different types of soil with different clay contents, namely soil from Godean district with clay fraction 30.6%, soil from Imogiri district 38.88% and soil from Cangkringan district 7.8%. The plowing was carried out with 5 variations of depth (10, 15, 20, 25 and 30 cm), using moles plow with 19 cm long dimension, 3 cm cutter diameter, 300 cutting angle and 6 cm diameter expander. MLR model was chosen to predict the plowing force rather than ANN model with the higher coefficient of determination (R2) value, that R2 score of MLR model is 0.893 while the MSE score is 0.0021. The result showed that plowing force (kN) has correlation with clay content (x1), depth of plowing (x2), water content (x3) and volume weight (x4) as follows : Y = -0.0054x1 + 0.0035x2 - 0.0034x3 - 0.0293x4 + 0.483.

Kata Kunci : Bajak Lorong, Kedalaman, Lorong Pengatus, MLR, Tekstur Tanah

  1. S2-2017-357043-abstract.pdf  
  2. S2-2017-357043-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-357043-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-357043-title.pdf