Laporkan Masalah

Evaluasi Jadwal Tanam Tebu Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan Iklim di Kabupaten Gunungkidul

GABRIEL DANAR A, Prof. Dr. Ir. Putu Sudira, M.Sc ; Bayu Dwi Apri Nugroho, STP. M.Agr. Ph.D

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIAN

Tanaman tebu merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di Indonesia. Pertanian tebu bersaing dengan tanaman padi dan juga pemukiman warga. Lahan untuk budidaya tebu beralih ke lahan kering. Sistem budidaya tebu masih menggunakan sistem Reynoso. Sistem Reynoso tidak cocok untuk dilakukan pada lahan kering karena membutuhkan banyak masukan air dari sistem irigasi. Sumber air utama pada lahan kering adalah curah hujan. Budidaya tebu di lahan kering membutuhkan acuan lain. Gunungkidul merupakan wilayah dengan batasan-batasan lahan kering. Penentuan lahan untuk budidaya tebu dilakukan dengan parameter curah hujan, kelerengan lahan, jenis tanah dan penutup lahan. Tebu membutuhkan curah hujan antara 1500-2500mm/ tahun, kelerengan laha 0-5%, dan jenis tanah yang subur dengan pH 5,8-7. Dengan menggunakan software ArcGIS didapatkan delapan kecamatan yang sesuai untuk budidaya tebu di kabupaten Gunungkidul. Delapan kecamatan tersebut adalah kecamatan Wonosari, Karangmojo, Playen, Paliyan, Nglipar, Semanu, Semin, dan Ngawen. Dari delapan kecamatan tersebut dilakukan analisa curah hujan dan ditentukan bulan yang tepat untuk menanam tebu. Berdasarkan kebutuhan air tanaman tebu, bulan yang tepat untuk menanam tebu adalah bulan Oktober. Tanaman tebu mendapatkan lima bulan basah, dua bulan lembab dan lima bulan kering.

Sugarcane is a plant that can thrive in Indonesia. Sugarcane farming competes with rice crops as well as residential communities. Land for sugarcane cultivation is moving to dry land. Sugarcane cultivation system still uses Reynoso system. The Reynoso system is not suitable for dry land because it requires a lot of water input from irrigation systems. The main water source on dry land is rainfall. Cultivation of cane on dry land requires another reference. Gunungkidul is an area with dry land constraints. Determination of land for sugarcane cultivation is done with parameters of rainfall, slopes of land, soil type and land cover. Sugar cane requires rainfall between 1500-2500mm / year, slopes of 0-5% land, and fertile soil species with a pH of 5.8-7. By using ArcGIS software, eight sub-districts are suitable for sugar cane cultivation in Gunungkidul district. The eight sub-districts are Wonosari, Karangmojo, Playen, Paliyan, Nglipar, Semanu, Semin and Ngawen sub-districts. Of the eight districts are analyzed rainfall and determined the right month to plant sugarcane. Based on sugar cane water requirement, the right month to plant sugarcane is October. Cane plant gets five wet months, two moist moons and five dry months.

Kata Kunci : Tebu, Gunungkidul, Curah Hujan, Kesesuaian lahan, Lahan kering