Laporkan Masalah

NORMALISASI HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT - KUBA DI MASA PEMERINTAHAN BARACK OBAMA

WIRASTI NUR AINI, Atin Prabandari, M.A.(IR)

2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Hubungan Amerika Serikat dan Kuba memburuk sejak Fidel Castro memimpin Kuba pasca Revolusi 1959. Hubungan kedua negara bahkan terputus dengan diputusnya hubungan diplomatik pada tahun 1961 dan dijatuhkannya embargo oleh Presiden Dwight Eisenhower. Beberapa presiden AS setelah Eisenhower berusaha memperbaiki hubungan ini, namun belum membuahkan hasil. Hubungan Amerika Serikat dan Kuba memasuki babak baru di masa pemerintahan Barack Obama dengan disepakatinya normalisasi melalui pemulihan hubungan diplomatik dan pelonggaran sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba. Perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di masa Barack Obama ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari lingkup domestik, terjadi pergeseran pandangan politik dalam komunitas Kuba-Amerika dan adanya dukungan dari kelompok bisnis yang lebih setuju dengan kebijakan yang lebih terbuka terhadap Kuba. Kemudian dari lingkup internasional, ada tekanan dari PBB dan perubahan suasana politik di Amerika Latin yang mempengaruhi hubungan multilateral Amerika Serikat di kawasan. Selain itu, reformasi ekonomi yang dilakukan Kuba menyediakan iklim yang memungkinkan Amerika Serikat membuka kembali hubungan dengan Kuba. Dalam konteks prinsip politik luar negeri Amerika Serikat, normalisasi ini mencerminkan adanya karakteristik realisme dalam politik luar negeri Barack Obama karena normalisasi pada akhirnya dilakukan untuk pemenuhan kepentingan nasional Amerika Serikat dalam hal ekonomi dan upaya mengembalikan hegemoni di kawasan.

The relations between United States and Cuba deteriorated after Fidel Castro took over Cuban government through 1959 Revolution. It even got worse with the decisions to sever diplomatic relations in 1961 and impose embargo taken by President Dwight Eisenhower. Few names of US Presidents after Eisenhower tried to rebuild the relations yet failed. The United States and Cuba relations entered new phase under Barack Obama administration with the announcement of normalization by reestablishing diplomatic relations with and easing economic sanctions to Cuba. Several factors influence this changing foreign policy behavior. In domestic level, there are shifting political preference within Cuban-American community and growing support from business community which both support a more open relations with Cuba. Meanwhile in international level, constant pressure from the United Nations and changing political constellation in Latin America affect United States' multilateral relations in the hemisphere. Besides that, the updating of Cuban economics toward greater openness provide a supporting environment for United States to reopen relations with Cuba. In the context of United States foreign policy, this decision of normalization reflects the existence of realism in Barack Obama foreign policy as this policy aims in pursuing United States national interests--economic benefits and restoring hegemony in the region.

Kata Kunci : Amerika Serikat, AS, Kuba, kebijakan, normalisasi, two-level games, politik luar negeri

  1. S1-2017-345342-abstract.pdf  
  2. S1-2017-345342-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-345342-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-345342-title.pdf