PENGARUH LAMA PERLAKUAN DAN KONSENTRASI HORMON METHYL JASMONATE TERHADAP PEMBENTUKAN KAYU PADA SEMAI TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke)

NOVENA PUTERI TIYASA, Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut.,M.Agr.Sc

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kayu merupakan kumpulan dari sel-sel tumbuhan yang terus tumbuh dan berkembang karena aktifitas kambium. Proses pembentukan kayu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi pebentukan kayu adalah hormon. Seperti halnya hormon tumbuhan lainnya, methyl jasmonate merupakan salah satu hormon yang berpengaruh terhadap aktivitas fisiologis, mulai dari perkecambahan biji, proses reproduksi, proses penuaan, serta berperan penting dalam pertahanan tanaman. Pada penelitian sebelumnya, penggunaan hormon methyl jasmonate memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan kayu pada Hevea brasiliensis, douglass fir, dan norway spruce. Pada penelitian ini digunakan salah satu spesies penghasil gaharu yaitu Gyrinops versteegii. Gaharu merupakan salah satu kayu komersial yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai pengharum, bahan kosmetik dan obat-obatan. Penilitian ini dilakukan dengan tujuan mengamati pengaruh dari hormone methyl jasmonate terhadap pembentukan kayu terutama pada perubahan struktur anatomi G. versteegii. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan hormonal pada semai G. versteegii dengan 4 variasi konsentrasi yaitu 0% (kontrol); 0,1%; 0,5%; dan 1% dengan lama perlakuan 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Parameter yang diamati untuk mengetahui perubahan struktur anatomi meliputi sel serabut, pembuluh, parenkim, interxylary phloem, kristal, dan warna kayu. Hasil penelitian menunjukkan pemberian hormon methyl jasmonate dengan variasi konsentrasi dan lama perlakuan memberikan pengaruh terhadap perubahan struktur anatominya. Interaksi antara lama perlakuan dan konsentrasi hormon methyl jasmonate pada batang semai G. versteegii memberikan pengaruh terhadap peningkatan panjang sel serabut. Pemberian perlakuan hormon methyl jasmonate pada batang semai G. versteegii dengan berbagai variasi konsentrasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan tinggi parenkim jari-jari. Pemberian perlakuan berupa variasi lama perlakuan methyl jasmonate pada batang semai G. versteegii memberikan pengaruh terhadap peningkatan diameter sel serabut, diameter pembuluh, frekuensi pembuluh, dan tinggi parenkim jari-jari.

Wood consists of plant cells that continue to grow and develop their structure because of cambial activity. Many factors affect the wood formation. A plant hormone is one of many factors that affect the wood formation. Methyl jasmonate is a plant hormone that influences physicological activities, ranging from seed germination, reproduction process, the ageing process, and plant immunity. According to the previous study, methyl jasmonate gaves effects to the wood formation in Hevea brasiliensis, douglass fir, and norway spruce. In this study, Gyrinops versteegii was used which is one of the agarwood-producing plants. Agarwood is a commercial wood that is often used by the people as fragrances, cosmetics, and medicines. There is limited information about the effect of treatment duration and concentration of methyl jasmonate on the wood formation of G. versteegii. Therefore, this study aims to observe the effect of methyl jasmonate on the wood formation of G. versteegii. The study was carried out by applying the hormonal treatment of G. versteegii seedlings with 4 variations of concentration such as 0% (control); 0.1%; 0.5%; and 1%. For treatment duration, the hormonal treatments were applied for 2 months, 4 months, and 6 months. The anatomical structures were observed under microscope includes fiber cell, vessel, parenchyma, interxylary phloem, crystal, and wood colour. This study showed that the methyl jasmonate hormone application affected the wood formation of G. versteegii. The interaction between treatment duration and hormone concentration affected on increasing the fiber cells elongation. Hormone concentration affected on increasing the ray parenchyma height. Treatment duration affected on increasing the fiber cell diameter, vessel diameter, vessel frequency, and ray parenchyma height.

Kata Kunci : anatomi kayu, interxylary phloem, Gyrinops versteegii;wood anatomy, interxylary phloem, Gyrinops versteegii