Laporkan Masalah

PENGARUH TATA LAKSANA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUD TARAKAN TERHADAP LUARAN DAN BIAYA PERAWATAN

DIETA RIZKI PURWANIN, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D; dr. Ida Safitri Laksanawati Sp.A

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Di seluruh dunia, wabah akibat infeksi dengue terjadi secara berkala terutama di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Terjadi kenaikan angka demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Peningkatan angka kejadian ini diikuti dengan peningkatan angka kematian. Angka kematian akibat DBD sebesar 2,5 % dari total penderita. Penderita DBD yang terbanyak adalah anak-anak, dengan persentasi sekitar 90 %. Terdapat banyak perbedaan hasil penelitian mengenai dampak penatalaksaan DBD. Adanya panduan penatalaksanaan diharapkan dapat memperbaiki luaran dan mengurangi biaya. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah studi observasional dengan rancangan penelitian cross - sectional. Subjek penelitian merupakan pasien yang dirawat di RSUD Tarakan Jakarta pada Januari-Desember 2016 dengan diagnosis akhir demam dengue (DD), DBD, atau dengue shock syndrome (DSS), dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Indikator luaran berupa kematian, hasil laboratorium, dan lama masa perawatan. Selain itu dinilai juga biaya langsung. Hasil: Jumlah subjek penelitian yaitu 96 pasien dengan diagnosis akhir DD 38 pasien, DBD 48 pasien, dan DSS 10 pasien. Pasien DD dan DBD dibagi dua menjadi yang mendapat terapi sesuai panduan penatalaksanaan dan yang tidak. Hasilnya tidak terdapat perbedaan bermakna pada luaran berupa kematian. Rerata hasil laboratorium terutama trombosit menjukkan hasil yang lebih baik pada yang mendapat tata laksana sesuai, tetapi hasil uji kemaknaan terbukti tidak bermakna. Lama masa perawatan DD lebih singkat pada yang sesuai, tetapi tidak terdapat perbedaan pada DBD. Meskipun demikian, uji kemaknaan menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan bermakna. Rerata biaya tata laksana sesuai Rp 2.184.586,33 sedangkan tidak sesuai Rp 2.607.075,50 pada DD. Pada DBD hasil yang didapat lebih besar pada yang sesuai. Tidak terdapat perbedaan bermakna dari hasil pengujian pada DD maupun DBD. Kesimpulan: Tata laksana DBD tidak mempengaruhi luaran klinis berupa kematian. Terdapat perbedaan luaran hasil laboratorium, lama masa perawatan, maupun biaya pada yang sesuai maupun tidak sesuai, meskipun tidak berbeda bermakna pada DD dan DBD.

Background: Outbreaks of dengue infection occur periodically worldwide, especially in tropical and subtropical regions. Cases number of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia are increasing. The increase of the incidence is followed by mortality rate. The mortality rate due to DHF is 2,5 % of total patients. The highest percentage of DHF patients are children, around 90 %. There were many different research results on the impact of DHF treatment. The existence of a management guide is expected to improve the outcomes and reduce the costs. Method: The research method used was observational study with cross-sectional study design. The subjects of the research were patients treated at Tarakan Hospital Jakarta in January - December 2016 with dengue fever (DF), DHF, or dengue shock syndrome (DSS) as final diagnosed, selected according to inclusion and exclusion criteria. Outcome indicators are mortality, laboratory results, and length of stay. In addition, also assessed the direct costs. Result: Number of the research subjects were 96 patients with final diagnosis DF 38 patients, DHF 48 patients, dan DSS 10 patients. DF and DHF patients were divided into two groups according to the management. The result is no significant difference in the outcome of mortality. The average of laboratory results, especially platelets, showed better results on the according to guidelines, but the results were not significantly proved. Length of stay for DD patients that treated according to guidelines is shorter, but there is no difference for DHF patients. Nevertheless, the significance test showed no significant difference. The average cost of treatment according to guidelines is IDR 2.184.586,33, while IDR 2.607.075,50 in DF for the patients that treated not according to guidelines. In the DHF results obtained greater on according to guidelines. There were no significant differences from the test results in DF or DHF. Conclusion and recommendation: DHF management does not affect the clinical outcome of mortality. There are differences in outcomes of laboratory results, length of stay, and costs between the patient that treated according to guidelines and not, although not significantly different in DF and DHF.

Kata Kunci : Tata laksana, DBD, luaran, lama masa perawatan, biaya; Treatment, DHF, outcome, length of stay, cost

  1. S2-2017-370848-abstract.pdf  
  2. S2-2017-370848-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-370848-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-370848-title.pdf