Laporkan Masalah

Akomodasi Komunikasi dalam Membangun Integrasi Sosial Pasca Konflik (Studi Kasus Praktik Komunikasi Konvergen Majlis Tafsir Al Qur'an di Dukuh Bangkerep, Blora)

FIKRIANA MAHAR RIZQI, Novi Kurnia, M. Si, M. A, Ph. D ; Dr. Muhamad Sulhan, M. Si

2017 | Tesis | S2 Ilmu Komunikasi

Konflik warga Majlis Tafsir Al Quran (MTA) dan warga non-MTA di Dukuh Bangkerep yang terjadi 2001 telah menjadi konflik terbesar dan terlama penyelesaiannya bagi MTA. Menarik karena mereka tidak lagi mengalami ekses konflik berupa kekerasan hingga tahun 2016. BAhkan konflik tersebut justru mengarah pada integrasi sosial dengan komunikasi yang membaik antara kelompok MTA, dan masyarakat non-MTA Dukuh Bangkerep. Komunikasi membaik karena adanya akomodasi komunikasiyang dilakukan MTA dalam upaya membangun integrasi sosial pasca konflik di Dukuh Bangkerep, Blora. Upaya ini dapat dilihat melalui akomodasi komunikasi yang konvergen antara kelompok organisasi MTA dan kelompok non-MTA diDukuh Bangkerep, Blora. Dari hasil penelitian, didapatkan data bahwa konflik yang terjadi antara MTA dan non-MTA di tahun 2001 disebabkan oleh perbedaan identitas antara keduanya yakni puritan dan sinkretis. Hal ini juga didukung oleh faktor lain seperti cara berdakwah yang terkesan menggurui dan menggunakan bahasa baik verbal maupun non-verbal yang menyinggung kelompok non-MTA, in-group favoritism yang menyebabkan warga MTA merasa paling benar, kurangnya komunikasi dengan stakeholder yakni kepolisian dan pemerintah desa, karakter warga Dukuh Bangkerep yang mudah emosi, serta adanya provokasi dan isu internasional mengenai kelompok radikal. Integrasi sosial dapat dibangun karena didukung adanya faktor kepercayaan, pengakuan, dan kesetaraan. Ketiganya bisa dibangun karena kelompok MTA melakukan akomodasi komunikasi yang konvergen pada kelompok non-MTA di Dukuh Bangkerep.

The conflict between Majlis Tafsir Al Quran (MTA) and non-MTA group in Dukuh Bangkerep that occurred in 2001 has been the biggest conflict and longest resolution that MTA ever faced. Interesting, they are no longer experiencing violent excesses of conflict until 2016. Even the conflict leads to social integration with communication which improved between the MTA and the non-MTA community inDukuhBangkerep. Communication improved due to the communication accommodation conducted by MTA in an effort to build post-conflict social integration. This effort can be seen through convergence communications accommodation between groups of MTA organizations and non-MTA groups in DukuhBangkerep, Blora. From the results of the research, it was found that the conflict between MTA and non-MTA in 2001 was caused by the difference of identity between the puritan and syncretis. It is also supported by other factors such as how to preach patronizing and use verbal and non-verbal language that offends non-MTA groups, in-group favoritism that cause MTA citizens to feel the most correct, lack of communication with stakeholders ie the police and village government, the character of Dukuh Bangkerep residents who are easily emotional, as well as the provocation and international issues regarding radical groups. Social integration can be built because it is supported by the factor of trust, recognition, and equality. All three can be built because the MTA group perform convergence communications accommodation on non-MTA groups in Dukuh Bangkerep.

Kata Kunci : Konflik, Akomodasi Komunikasi, MTA

  1. S2-2017-355869-abstract.pdf