Laporkan Masalah

KAPASITAS KOLABORASI LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH BANJARNEGARA DALAM MANAJEMEN BENCANA TANAH LONGSOR

HADI SUTRISNO, Dr. Luthfi Mutaali, S.Si, M.SP; Dr. Bevaola Kusumasari, M.Si

2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN BENCANA

Indonesia memiliki potensi kejadian bencana yang beragam. Bencana tanah longsor menjadi bencana paling mematikan dengan korban meninggal dan hilang pada Desember 2014 sebanyak 124 jiwa, dan paling banyak menelan korban di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji sejauh mana kapasitas LPB Muhammadiyah Banjarnegara dalam melakukan kolaborasi pada kegiatan penanggulangan bencana tanah longsor; (2) menganalisis faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat LPB Muhammadiyah Banjarnegara dalam melakukan kolaborasi pada kegiatan penanggulangan bencana tanah longsor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Objek penelitian ini adalah LPB Muhammadiyah Banjarnegara. Data primer diambil dari proses wawancara dengan informan terkait. Data sekunder diambil dari studi literatur dan dokumen-dokumen dari BPBD Banjarnegara dan LPB Muhammadiyah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) LPB Muhammadiyah Banjarnegara memiliki tujuan agar penanganan bencana yang termanifestasi dalam setiap langkah, tindakan dan kebijakan yang diambil oleh LPB Muhammadiyah Banjarnegara. Proses Kolaborasi dilakukan dengan setiap aktor kebencanaan yang terlibat dengan berpartisipasi dalam setiap proses koordinasi sehingga mampu memetakan masalah dan mencari solusi bersama dalam setiap langkahnya; (2) Sebagai faktor pendukung secara struktur, Muhammadiyah tersebar di setiap level masyarakat; Muhammadiyah memiliki rumah sakit, tim pemulihan di bidang psikososial untuk pemulihan awal pasca bencana, dan tim relawan internal yang siap diterjunkan; Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh (LazisMu) yang mampu memberikan dukungan dalam pendanaan; Mengedepankan koordinasi dengan pemerintah sehingga mampu menghindari tumpang tindih dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana; (3) Faktor penghambat: LPB Muhammadiyah di masa tanggap darurat terlalu fokus pada aksi pelayanan sehingga sering mengesampingkan upaya branding; kondisi rumit di lapangan saat penanggulangan bencana membuat situation report tidak dapat diperbaharui secara berkala setiap harinya.

Indonesia conceives various disaster potencies. The landslide has become most deadly disaster with 124 of dead and missing people in December 2014 which mostly cause casualties in Jemblung Hamlet, Sampang Village, Karangkobar District, Banjarnegara Regency. This research aimed to: (1) discover the capacity of Banjarnegara MDMC in conduction collaboration during the activity of landslide disaster management; (2) analyze the supporting and inhibiting factors of Banjarnegara MDMC in conducting collaboration during the activity of landslide disaster management. The method used in this research was qualitative method. The object in this research was Banjarnegara MDMC. The primary data was taken from the interview process with the related informants. The secondary data was taken from the literatures studies and the documents of BPBD of Banjarnegara and MDMC. The results of this research show that (1) the Banjarnegara MDMC has typical purpose for effective disaster management to be manifested in every step, act, and policy taken by organization. The collaboration process is conducted with every response actors that participating in every coordination process thus the problems can be mapped and the solution can be found collectively; (2) The supporting factors for MDMC collaboration are; Muhammadiyah is spread among every levels of society; Muhammadiyah has hospitals, internal volunteer teams that ready to be disseminated; Muhammadiyah has Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh (LazisMu) as the support in funding; Muhammadiyah always put coordination with the government as the main action, therefore the overlapping in disaster management can be prevented; (3) the inhibiting factors are; MDMC is mainly focused in the service action thus they ignore the branding efforts; the complicated condition at the location of disaster occurrence during disaster management cause the situation report to be not fully updated periodically every day.

Kata Kunci : Bencana longsor, LPB Muhammadiyah, BPBD Banjarnegara, Kapasitas Kolaborasi, Landslide, MDMC, BPBD of Banjarnegara Regency, Collaborative Capacity

  1. S2-2017-354860-abstract.pdf  
  2. S2-2017-354860-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-354860-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-354860-title.pdf