Laporkan Masalah

AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP RUANG LAKTASI DI PUSKESMAS - PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA (STUDI TENTANG PERATURAN DAERAH NO 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF)

RIA RENATA, Dr. Ambar Widaningrum, M.A.

2017 | Tesis | S2 Administrasi Publik

Pembentukan Sumber Daya Manusia yang sehat dimulai dari 1000 hari kehidupan pertama, mulai dari masa kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun salah satu upaya dalam mewujudkan pembangunan kesehatan antara lain dengan adanya program pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Cakupan ASI eksklusif di wilayah kota Yogyakarta belum mencapai target dari rata – rata nasional sebesar 61,5 %, oleh karena itu sebagai tanggungjawab pemerintah khususnya pemerintah kota Yogykaarta dalam mendukung ASI Eksklusif maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2014 tentang pemberian ASI Eksklusif. Perda ini berlaku di seluruh wilayah kota Yogyakarta termasuk puskesmas, akan tetapi cakupan ASI yang ada di puskesmas menunjukkan belum sampai 60% serta salah satu tanggung jawab puskesmas adalah menyediakan ruang laktasi (ruang ibu menyusui) yang aturan nya sudah ada di Perturan Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah masyatakat mengalami kendala dalam mengakses ruang laktasi serta bagaimana ketersediaan dan manfaat dari ruang laktasi tersebut di puskesmas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan indepht interview, dokumentasi dan observasi. Untuk teori dalam penelitian ini penulis menggunakan aksesibilitas aspek yang ada di dalam nya adalah akses geografis, akses ekonomi, dan akses sosial, sedangkan untuk aspek faktor – faktor yang mempengaruhi aksesibilitas penulis menggunakan partisipasi masyarakat sebagai pengguna ruang laktasi, peran pemerintah sebagai pembinaan program penyediaan ruang laktasi, ketersediaan input seperti sarana prasarana, ketersediaan dana, ketersediaan sumber daya manusia sebagai tenaga konselor laktasi. Temuan dilapangan menunjukkan bahwa aksesibilitas masyarakat terhadap ruang laktasi di puskesmas – puskesmas di kota Yogyakarta masih terdapat persoalan, hal ini dikarenakan indikator yang ada dalam penelitian ini belum efektif. Pertama tidak adanya kerjasama lintas sektoral dalam akses geografis, masyarakat merasakan kurangnya transportasi umum untuk menuju puskesmas kemudian pengetahuan ibu menyusui akan pentingnya ASI dari aspek sosial masih kurang, untuk akses organisasi penulis menemukan bahawa tidak semua puskesmas yang penulis jadikan lokasi penelitian memiliki ruang laktasi tersendiri, baik itu dikarenakan tidak adanya ruangan ataupun dana untuk membangun ruangan tersebut. Kedua dari faktor yang mempengaruhi aksesibilitas dapat dilihat bahwa masih rendahnya kesadaran ibu menyusui untuk menggunakan ruang laktasi dengan berbagai alasan, kurangnya dukungan pemerintah kota dalam menyediakan dana khusus untuk penyediaan ruang laktasi serta koordinasi untuk membahas seputar ASI dengan puskesmas – puskesmas mengenai ASI hanya dilakukan 1 tahun sekali. Ketiga kurangnya inovasi yang dilakukan oleh kepala puskesmas dalam hal menyediakan ruang laktasi serta tidak adanya reward atau hadiah untuk konselor laktasi sebagai bentuk penghargaan Kata Kunci : Air Susu Ibu Eksklusif, Aksesibilitas, partisipasi masyarakat

The Formation of healthy Human Resources starting from the first 1000 days of life, until the child was 2 years old one of the efforts in realizing health development, among others, with the program of giving Exclusive breast milk (ASI). The coverage of exclusive breastfeeding in the city area of Yogyakarta has not reached the target of the national average of 61.5%, therefore as the responsibility of the government, especially the city government Yogykarta in support of Exclusive ASI, the government issued Regional Regulation No. 1 year 2014 on Exclusive Breastfeeding. This regulation applies in all areas of Yogyakarta city including Primary Health Center (Puskesmas), but the coverage of ASI in puskesmas shows had not yet reached 60% and one of responsibility of puskesmas is to provide lactation room (breastfeeding room) whose rules already exist in local regulation. This study aims to see whether people have difficulty in accessing lactation room as well as how the availability and benefits of lactation room is at puskesmas. This research used qualitative method by doing indepth interview, documentation and observation. For the theory in this study the authors use the accessibility of existing aspects in it is geographical access, economic access, and social access, while for aspects of factors that affect the accessibility of authors use community participation as lactation space users, the role of government as a program of providing space Lactation, availability of inputs such as infrastructure, availability of funds, availability of human resources as lactation counselors. The findings show that community accessibility to lactation room at health centers in Yogyakarta city still has problem, this is because the indicators in this research have not been effective yet. Firstly, the absence of cross-sectoral cooperation in geographic access, the community feel lacking of public transportation to the puskesmas then the knowledge of breastfeeding mother of the importance of breastfeeding from social aspect is still lacking, for the author's, organization access found that not all puskesmas have its own lactation room, Either because there is no room or fund to build the room. Second of the factors influencing accessibility can be seen that lacking awareness of breastfeeding mother to use lactation room for various reasons, lack of municipal support in providing special fund for lactation room availability and coordination to discuss about breastfeeding with puskesmas about ASI only done 1 year once. The third lack of innovation performed by heads of puskesmas in terms of providing lactation space and the absence of rewards for lactation counselors as an appreciation. Keywords: Exclusive Mother's Milk, Accessibility, Community Participation

Kata Kunci : Air Susu Ibu Eksklusif, Aksesibilitas, partisipasi masyarakat

  1. S2-2017-371006-abstract.pdf  
  2. S2-2017-371006-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-371006-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-371006-title.pdf