Fenomenologi : Pengalaman Pasien Dan Keluarga Dalam Pengobatan Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat Dan Tidak Putus Berobat

PRATAMA ADI PRABAWA, dr. Mora Claramita, MHPE, Ph.D

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) masih menjadi permasalahan kesehatan ditingkat dunia baik berdasarkan dampak penyakit, kesulitan dalam pemberantasannya epidemiologi dan putus berobat. Salah satu permasalahan TB di Indonesia adalah tingginya kejadian putus berobat. Putus berobat dalam pengobatan berakibat kegagalan pengobatan, sumber penularan dan resistensi obat. Objective: Penelitian bertujuan mendapatkan gambaran dan makna pengalaman pasien dan keluarga dalam pengobatan TB paru yang putus berobat dan tidak putus berobat. Metodologi: Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan studi fenomenologi. Pemilihan partisipan dengan strategi sampling purposive yaitu sampling kriteria. Pengambilan data dilakukan oleh psikolog dengan wawancara mendalam atau in-depth interview dengan jumlah peserta 7 pasien dengan 7 keluarga pasien yang putus berobat dan 7 pasien dengan keluarga pasien yang tidak putus berobat. Lokasi penelitian di Kabupaten kebumen meliputi Puskesmas, Rumah sakit dan UP3. Analisa data dengan menggunakan metode colaizzi. Hasil: Pengetahuan pasien dan keluarga putus berobat dan tidak adalah kurang. Pasien dan keluarga yang putus pengobatan dan tidak mengalami berbagai masalah. Pasien putus berobat ditemukan resiko tinggi tidak mematuhi pengobatan.Keluarga pasien yang putus berobat ditemukan resiko tinggi keluarga tidak mematuhi pengobatan. Pasien yang tidak putus berobat ditemukan motivasi diri dan faktor yang mendukung kepatuhan. Keluarga pasien yang tidak putus ditemukan faktor keluarga yang mendukung kepatuhan pengobatan Kesimpulan: Pasien dan keluarga putus berobat dan tidak di awal mempunyai fenomena yang serupa sebagai faktor kegagalan pengobatan. Namun demikian, pada pasien dan keluarga yang tidak putus berobat mempunyai fenomena tambahan sebagai faktor keberhasilan pengobatan

Background: Tuberculosis (TB) is still a world-wide health problem based on the impact of disease, difficulties in the eradication of epidemiology and drop out treatment. One of the problems of TB in Indonesia is the high incidence of drop out treatment. Discontinuation in treatment results in treatment failure, source of transmission and drug resistance. Objective: The purpose of this study is to get a picture and meaning of the patient and their family experience in the drop-out and not drop out treatment of pulmonary tuberculosis. Methodology: The study design was a qualitative study which employs phenomenology studies approach. We used a purposive sampling strategy named sampling criteria to select the participants. The data were collected by psychologist with in-depth interview with 7 patients of 7 families who dropped out of treatment and 7 patients with patient families who did not. The location of research is in Kebumen District which covers Puskesmas (Community Health Center), Hospital and UP3 (Pulmonary Disease Treatment Unit). We used collaizi method to analyze the data. Results: Patients� and their family�s knowledge on TB of both drop out and not drop out patients were insufficient. Both drop out and not drop out patients and their families shared common problems. Our first result is that drop out patient were found at high risk of disobeying treatment. In addition to the first result, families whose patients were drop out were found at high risk for families not following treatment. We also found that patients who were uninterrupted were found to be self-motivated and had factors that support adherence. Finally, patients� family showed medication adherence factors. Conclusions: Both drop out and not drop out patients and their families had common early phenomenon which contributed to treatment failure. Nevertheless, the not drop out patients and their families showed additional phenomenon which lead to successful TB treatment

Kata Kunci : Phenomenology, drop out, Tuberculosis