Laporkan Masalah

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KAYU BETA-BETA (Lunasia amara Blanco.) PADA MENCIT MODEL RHEUMATOID ARTHRITIS DAN IDENTIFIKASI SENYAWA PENANDA

HASNAENI, Prof. Dr. phil. nat. Sudarsono., Apt ; Dr. Arief Nurrochmad, M.Si, M.Sc., Apt ; drh. Sitarina Widtarini, M.P, Ph.D

2017 | Disertasi | S3 Ilmu Farmasi

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi kronis dan immunitas yang diderita sekitar 0,5 - 1% populasi dunia. Kerugian yang paling besar diperoleh dari obat sintesis poten yaitu toksisitas dan munculnya kembali gejala setelah penghentian obat. Berbagai karakteristik yang tidak menguntungkan dari penggunaan obat saat ini diantaranya adalah efektivitas obat terbatas dalam menurunkan perkembangan penyakit RA, efek samping yang serius, efek toksik yang tinggi dan biaya yang tinggi. Obat antiinflamasi mengurangi gejala keradangan yang bersifat sementara, namun penyakit tetap berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu obat seperti NSAIDs dapat menginduksi lambung dan toksik pada hati. Obat-obat untuk desease modifiying anti-rheumatic drugs (DMARDs) seperti Methotraxate, yang toksisitasnya hampir sama dengan obat antineoplastik yang harus dibatasi penggunaannya dalam jangka lama. Salah satu sumber bahan alam yang mempunyai aktivitas antiinflamasi dan potensial dikembangkan menjadi obat RA adalah tanaman kayu beta-beta (Lunasia amara Blanco.). Kayu beta-beta merupakan salah satu tanaman yang termasuk suku Rutaceae dan secara tradisional telah digunakan di Indonesia baik dalam bentuk ekstrak tunggal atau dalam campuran beberapa herbal untuk pengobatan kaki bengkak, penyakit kulit dan radang atau iritasi pada mata. Pada umumnya tanaman obat dari suku Rutaceae mengandung senyawa aktif antara lain kumarin, minyak atsiri dan alkaloid. Salah satu senyawa turunan kumarin yaitu skopoletin ditemukan pada suku Rutaceae. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi ilmiah mengenai aktivitas kayu beta-beta yang digunakan oleh masyarakat desa Siawung Kabupaten Barru Sulawesi Selatan sebagai pengobatan bengkak dan mengurangi inflamasi atau radang pada bengkak. Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi kayu beta-beta dilakukan pada mencit Balb/c model rheumatoid arthritis yaitu dengan menginduksi mencit dengan CFA 0,1% sebagai penginduksi inflamasi dan dilakukan kajian aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol kayu beta-beta dan mengkaji pengaruhnya terhadap penghambatan sitokin proinflamasi TNF- alpha dan IL-6 dengan metode ELISA dan pembentukan osteoklast dengan pewarnaan TRAP. Penelusuran senyawa aktif dilakukan dengan metode kromatografi dan spektroskopi dan dikuantifikasi dengan standar skopoletin. Hasil penelitian memberikan informasi adanya potensi dari kayu beta-beta (Lunasia amara) sebagai obat antiinflamasi pada RA dengan kemampuan menurunkan volume udem dengan mekanisme menurunkan kadar TNF-alpha dan IL-6 dan mencegah pembentukan osteoklast. Berdasarkan data spektroskopi UV/Vis, FTIR, LCMS/MS9 FT-NMR dan perbandingan literatur diketahui bahwa senyawa hasil isolasi dari kayu beta-beta mempunyai struktur senyawa turunan fenil propanoid dengan nama kumarin dengan rumus struktur C9H6O2.

Rheumatoid Arthritis (RA) causes damage to the joints that are affected by chronic inflammatory diseases of the world's population about 0.5-1%. Inflammatory disease is very common throughout the world. Inflammation in the joints caused by the infiltration of lymphocytes pannus formation and fibrin into the joint. Rheumatoid arthritis may be the cause of a significant decline in the quality of life and lead to defects in adults. RA generally performed treatment using anti-inflammatory drugs, but no progress can be achieved for a permanent cure. The greatest losses obtained from the synthesis of the potent drug is its toxicity and the reappearance of symptoms after discontinuation of the drug. Various characteristics that are not favorable of drug use today for example the drug's effectiveness is limited in reducing the development of RA disease, the high side effects, high toxicity and cost of treatment is very high. Anti-inflammatory drugs reduce inflammation symptoms are temporary, but the disease still develops over time. Besides NSAIDs may induce gastric and toxic to the liver. Treatment with modifiying desease anti-rheumatic drugs (DMARDs) such as Methotrexate (MTX), have toxic effects such as antineoplastic drugs so that long-term use should be limited. Beta-beta wood is a plant family Rutaceae and has been used traditionally in Indonesia in the form of a single extract and as well a mixture of several herbs. Its can the treatment of leg swelling, skin diseases and inflammation or irritation of the eyes. The family Rutaceae contains essential oils, alkaloids, amides, coumarin, flavonoids, benzoic acid, tannins, lignin, phenolics, terpenes, pentacyclic saponins, carbohydrates, scopilatin and mucin. In this study, carried out observations of potential anti-inflammatory extract ethanol from beta-beta wood in rheumatoid arthritis mice models. Experiments conducted on mice models of RA-induced CFA and measurement of edema volume with plethismometer and mechanisms inflammatory reduced level TNF-alpha and IL-6. In preparation for observed histopathology and index arthritis, inflammation and joint damage. Observed osteoclasts by TRAP staining, determination levels TNF-alpha and IL-6 by ELISA.Identification of the bioactive compounds conducted by Chromatography and spectroscopy methods. The result suggest that the Lunasia amara Extract ethanolic might be beneficial in the treatment of chronic inflammatory disorder. Extract Lunasia amara wood exerts potent anti-inflammatory action in the arthritis model and was found to be effective in chronic inflammatory condition. Lunasia amara wood is hoped the present study will contribute to the development of clinical treatments for chronic inflammatory diseases like rheumatoid arthritis. Thus the anti-inflammatory property of beta-beta wood (Lunasia amara) is due its content of coumarin (C9H6O2).

Kata Kunci : Kayu beta-beta (Lunasia amara), antiinflamasi, rheumatoid arthritis, TNF alpha, Interleukin 6