Evaluasi Hubungan Retailer dan Salvage Retailer pada Berbagai Jenis Karekteristik Produk Perishable

PRAYOGA DHARMA, Budi Hartono, S.T., MPM., Ph.D.

2017 | Tesis | S2 Teknik Industri

Dalam industri ritel produk perishable, kadaluarsanya produk merupakan permasalahan besar yang harus dihadapi. Oleh karena itu, sebagian besar retailer menghindari untuk memiliki produk perishable yang hampir kadaluarsa. Namun, ada beberapa retailer (salvage retailer) yang dengan sengaja menjual produk rumah tangga yang hampir kadaluarsa yang mereka beli dari retailer lainnya (normal retailer). Jika kedua retailer dapat mengatur mekanisme tersebut, terciptanya segmentasi pasar yang lebih baik dan peningkatkan utilitas dari kedua belah konsumen dan retailer itu sendiri dapat terjadi. Studi ini bertujuan untuk memodelkan hubungan yang dapat terjadi (kontrol terdesentralisasi dan tersentralisasi) antara retailer dan salvage retailer. Untuk memodelkan hubungan tersebut, fungsi permintaan baru dikembangkan. Secara spesifik, model EOQ dengan permintaan sebagai fungsi multivariat dari price, freshness, dan displayed inventory level digunakan. Asumsi zero ending inventory juga tidak digunakan untuk meningkatkan penjualan dan profit. Sebagai tambahan, untuk menyerupai kondisi sebenearnya, asumsi zero delivery time juga tidak digunakan dan berbagai macam karakteristik produk perishable dipertimbangkan. Tiga variabel keputusan utama (yaitu product price, ending inventory level, dan ending inventory cycle time) dan dua variabel keputusan tambahan (yaitu markdown dan jumlah inventori ketika markdown diaplikasikan), untuk kasus markdown, digunakan untuk memaksimalkan total profit. Permasalahan maksimisasi total profit diselesaikan dengan menggunakan pemrogaman non-linier. Hasil menunjukan bahwa membangun hubungan dengan salvage retailer secara umum akan meningkatkan profit retailer dan kontrol terdesentralisasi dengan markdown memberikan profit tertinggi bagi retailer. Walaupun selalu terdapat trade-off antara profit retailer dan salvage retailer, kontrol terdesentralisasi merupakan skenario paling menguntungkan bagi retailer dan salvage retailer. Namun hubungan retailer dan salvage retailer sangat tidak direkomendasikan pada produk yang memiliki umur hidup sangat pendek. Sebagai tambahan, hubungan antara keduanya dapat tidak bekerja dengan baik ketika konsumen salvage retailer memiliki daya beli yang sangat rendah dan terlalu memperhatikan freshness dari produk yang akan dibelinya.

In perishable product retailing industries, product expiration is a big issue to cope with. Therefore, most of the retailers avoid to have old perishable product. However, there are some retailers that sell nearly expired grocery products (salvage retailer) which they buy from other retailers (normal retailer) deliberately. If both retailer and salvage retailer can manage such mechanism, it may lead to the better market segmentation and increase the utilities of both consumers and retailers. This study aims to model the possible relationship (i.e., decentralized and centralized controls) between the retailers and salvage retailers. To model such relationship, new demand function was developed in this study. In particular, EOQ model with demand as a multivariate function of product price, freshness, and displayed inventory level was used. Zero ending inventory assumption inventory was also relaxed to boost the sale and profit based on the demand formulation. In addition from previous research, to reassemble actual condition, zero delivery time assumption was also relaxed and various kinds of product�s characteristic were considered. Three major decision variables (i.e., product price, ending inventory level, and ending inventory cycle time) and two supplementary decision variables (i.e., markdown and amount of inventory at which markdown is applied) for markdown cases were employed in order to maximize the total profit. The profit maximization problem was solved by using non-linear programming. Results show that building relationship with the salvage retailer will generally increase the retailer�s profit and the decentralized control with markdown model gives the highest profit. Although there is always a trade-off between retailer and salvage retailer profits, the decentralized control with direct to distribution center ordering method and markdown in retailer scenario is the most beneficial scenario for both of them. However, retailer and salvage retailer relationship is highly not recommended in short lifetime product. In addition, this relationship may not going well if salvage retailer consumer has very low buying power and too consent toward product freshness.

Kata Kunci : retailer; salvage retailer; decentralized; centralized