Identifikasi Struktur Bawah Permukaan dan Tipe Longsor Menggunakan Metode Resistivitas di Dusun Penggung Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
NASHARUDDIN, Prof. Dr. Sismanto, M.Si
2017 | Tesis | S2 Ilmu FisikaSejumlah tanah longsor terjadi di Kulon Progo, kejadian tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor geologi dan curah hujan. Tanah longsor terjadi terutama saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi, mengakibatkan peningkatan jumlah infilterasi air ke dalam tanah maupun batuan. Sehingga, jika air terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar maka tekanan air pori meningkat dan kuat geser tanah menurun. Aplikasi geofisika menggunakan metode resistivitas konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi Dipole-dipole telah digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan area longsor di Dusun Penggung Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Korelasi nilai resistivitas dan geologi permukaan digunakan untuk mengiterpretasikan potensi dan jumlah material yang akan longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan bawah permukaan menggunakan metode resistivitas 1D dan 2D serta untuk mengetahui karakteristik bidang gelincir dan tipe pergerakan tanah yang akan terjadi. Hasil penelitian dan pengolahan data resistivitas menunjukkan variasi nilai resistivitas bawah permukaan terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama dicirikan oleh nilai resistivitas <9 Ωm diinterpretasikan sebagai soil jenuh air berupa tanah permukaan, lapisan kedua dicirikan oleh nilai resistivitas 9-36 Ωm dinterpretasikan sebagai lapisan soil tidak jenuh air berupa lapukan, dan lapisan ketiga dicirikan oleh nilai resistivitas 36-70 Ωm diinterpretasikan sebagai lapisan dasar berupa breksi andesit. Lapisan tanah permukaan dan lapukan terakumulasi di atas lapisan dasar berbentuk cekung, lapisan tersebut diinterpretasikan sebagai lapisan yang berpotensi membentuk bidang gelincir yang berpotensi menghasilkan longsor bertipe rotational slide. Area yang memiliki tingkat kerentanan longsor cukup tinggi berada pada bagian utara dan barat laut.
A number of landslides occur in Kulon Progo. One of which is caused by geological factors and rainfall. Landslides occur mostly during high-intensity rainy seasons, resulting in an increase in the amount of infiltration of water into soil or rocks. Thus, if water accumulates in a sufficiently large quantity than the pore water pressure increase and the shear strength decreases. Geophysical application using resistivity method with Schlumberger and Dipole-dipole configuration had been used to determine the sub surface landslide area in Penggung Purwosari Village, Girimulyo District, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta Province. Correlation of the resistivity and the geological value is used to interpret the possibility and the amount of material to slides. This study aims to determine the structure of sub surface layer using 1D and 2D resistivity methods, as well as to know the characteristics of slip-surface and type of ground movement that will occur. The result of resistivity research and data processing shows that the variation of sub-surface resistivity value consists of three layers. The first layer is characterized by a resistivity value of <9 Ωm interpreted as soil saturated water in the form of surface soil, the second layer is characterized by a resistivity value of 9-36 Ωm interpreted as a water-unsaturated soil layer in the form of weathered, and the third layer is characterized by a resistivity value of 36-70 Ωm interpreted as a base layer of andesite breccia. The soil and weathering layer can be accumulated above a curve base layer interpreted as a layer that has a possibility to create slip-surface and produced a rotational slide. Areas that have high landslide vulnerability could be to the north and northwest of the study area
Kata Kunci : Geophysical Method, Resistivity, Landslide, Subsurface
