Laporkan Masalah

Desa Tertinggal dalam Pandangan Masyarakatnya Studi di Desa Malang Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo

AGUS PURWANTO, Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D, Dra. Agnes Sunartiningsih, M.S.

2017 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang dikembangkan dalam upaya untuk menggambarkan kondisi desa, dengan penilaian standar pelayanan minimum masih menyisakan celah kelemahan dari sekian banyak kelebihan. Salah satu kelemahan dari IPD adalah kurang melibatkan masyarakat dalam penilaian dan penghitungannya. Padahal, dalam upaya untuk melihat pelayanan yang telah dilakukan oleh pemerintah, penilaian dari masyarakat sangat diperlukan. Akibatnya, IPD belum dapat oprasional, terutama dalam perencanaan dalam penentuan program yang tepat dalam pembangunan desa. Penelitian ini bertujuan untuk menutup celah IPD dengan mencoba melihat IPD dari pandangan masyarakat desa, dengan fokus kepada pandangan masyarakat di desa tertinggal. Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penghitungan dan pengukuran IPD di masa yang akan datang. Informasi yang didapat dari penelitian ini juga dapat digunakan dalam operasional perencanaan program pembangunan di desa. Secara akademik, penelitian ini tentu dapat menambah referensi untuk pembangunan desa, terutama pembangunan desa secara partisipatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data primer. Telaah data sekunder dari publikasi dan laporan administrasi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi pendukung yang relevan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali apa yang sebenarnya dirasakan masyarakat dengan kondisi desanya dan pelayanan pemerintah seperti apa yang telah dirasakan masyarakat desa dengan tetap mengacu kepada IPD khususnya serta menggali isu-isu lain yang relevan dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Desa Malang yang oleh struktur (pemerintah) dikategorikan sebagai desa tertinggal, ternyata tidak demikian menurut pandangan masyarakatnya. Keadaan ekonomi yang cukup baik dengan simbol-simbolnya berupa bangunan rumah yang baik, kendaraan, dan potret kemiskinan yang kurang terlihat menjadikan masyarakat memandang bahwa Desa Malang bukan desa tertinggal. Di samping itu, kemudahan akses menuju berbagai fasilitas, baik pendidikan, kesehatan, ekonomi, atau fasilitas yang lain membuat kesan tertinggal bagi Desa Malang kurang terasa. Perbedaan pandangan tersebut tentu salah satunya dikarenakan struktur (pemerintah) kurang melibatkan masyarakat dalam memahami desa. Oleh karena itu, saran dari peneliti adalah (1) memastikan keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pembangunan, (2) IPD perlu dilengkapi dengan indikator sosial dan memperhatikan kearifan serta potensi lokal.

The village Development Index (VDI) developed in an attempt to describe village conditions, with an assessment of minimum service standards, still have a gap in the weakness of the many advantages. One of the weaknesses of VDI is the lack of community involvement in the assessment and calculation. In fact, in an effort to assess the service, the assessment of the community is necessary. As a result, VDI have not been operational, especially in planning to choose the right and the best program that will be conducted in develop the village. This research aims to close the gap of VDI by trying to observe and to see the VDI from the perspective of the village community, focusing on the views of the people in the disadvantaged village. This research can be used as reference in calculating and measuring VDI in the future. Information obtained from this research can also be used in the operational planning of village development programs. Academically, this research can certainly add references to village development, especially participatory village development. This research uses qualitative approach. In-depth interviews, observations, and documentation were conducted to obtain the primary data. A review of secondary data from publications and administrative reports is also undertaken to obtain relevant supporting information. This research is intended to explore what people really feel with the village conditions and what kind of government services have been felt by the villagers by referring to the VDI in particular and exploring other issues relevant to the research. The result of this research is that Malang Village which by structure (government) is categorized as �disadvantaged village�, it is not so according to society's view. The good economic situation of the community that symbolized by good building house, availability of vehicles, and poverty that is less visible, make the community think that Malang is not "disadvantaged Village" anymore. In addition, the ease of access to various facilities, whether education, health, economics, or other facilities make the disadvantaging impression for the Malang Village is non sense. Differencing view between structure and village community, one of the reason, is because the structure (government) less involving the community in understanding the village. Because of that, local wisdom and local potential lacks attention. Therefore, the researcher's suggestion are to (1) ensure the involvement of the community in every development process, (2) VDI needs to be supplemented with social indicators and pay attention to local wisdom and local potential.

Kata Kunci : Desa Tertinggal, IDT, Indeks Pembangunan Desa, IPD, Kemiskinan, Pembangunan Partisipatif, Potensi Lokal, Akses, Potensi Desa, Disadvantaged Village, IDT, Village Development Index, VDI, Poverty, Participatory Development, Local Potential, village potentia

  1. S2-2017-388910-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388910-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388910-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388910-title.pdf