Laporkan Masalah

KAJIAN RISIKO BENCANA UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

CANDRA DIAN LUKITA T, Prof. Ir. Djoko Legono, Ph.D.; Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D.

2017 | Tesis | S2 TEKNIK PENGELOLAAN BENCANA ALAM

Kabupaten Klaten berada di peringkat ke-19 berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2011. Bencana yang sering terjadi diantaranya adalah banjir, tanah longsor, dan gempa bumi yang mengakibatkan kerugian/kerusakan dan hilangnya korban jiwa. Oleh karena itu Kabupaten Klaten memerlukan pemetaan risiko bencana menggunakan piranti lunak ArcMap 10.3 untuk mendukung perencanaan tata ruang dan wilayah sebagai upaya pengurangan risiko bencana. Pemetaan kerentanan banjir menggunakan parameter Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), tingkat permeabilitas, dan tingkat kekasaran. Pemetaan kerentanan tanah longsor menggunakan parameter kelerengan, geologi, elevasi, jarak dari sesar, jarak dari sungai, penggunaan lahan, dan curah hujan. Pemetaan kerentanan gempa bumi menggunakan parameter nilai SS dan S1, jarak dari sesar, dan geologi. Pemetaan kerawanan bencana menggunakan parameter kepadatan penduduk, penggunaan lahan, rasio kemiskinan, dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pemetaan risiko bencana merupakan hasil tumpang-tindih (overlay) antara peta kerentanan dan peta kerawanan tiap bencana. Pemetaan risiko multi bencana merupakan hasil tumpang-tindih antara peta risiko banjir, peta risiko tanah longsor, dan peta risiko gempa bumi. Pemetaan risiko multi bencana menghasilkan 5 (lima) kelas risiko yaitu 18,42% berisiko sangat rendah, 28,48% berisiko rendah, 26,15% berisiko sedang, 19,51% berisiko tinggi, dan 7,45% berisiko sangat tinggi. Zona risiko multi bencana sangat tinggi berada pada Kecamatan Manisrenggo, Bayat, Prambanan, dan Wedi. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031 tidak sesuai dengan hasil penelitian karena pemetaan kerentanan bencana belum diperbaharui dengan kondisi saat ini, serta Pemerintah Kabupaten Klaten belum melakukan pemetaan kerawanan dan risiko bencana. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk meninjau ulang dalam penyusunan RTRW Kabupaten Klaten. Kata kunci: kerentanan, kerawanan, risiko, multi bencana, tata ruang.

Klaten District is ranked 19th based on Indonesian Disaster Risk Index (Indeks Risiko Bencana Indonesia—IRBI) in 2011. The most frequent disasters are floods, landslides, and earthquakes; which caused damages and loss of lives. Therefore, Klaten District requires a disaster risk mapping by using ArcMap 10.3 software to support the spatial and regional planning as disaster risk reduction. The flood susceptibility mapping is assessed by the parameters of Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), permeability level, and roughness level. The landslide susceptibility mapping is assessed by the parameters of slope, geology, elevation, distance from fault, distance from river, land use, and rainfall. Earthquake susceptibility mapping is assessed by the parameters of SS and S1 values, distance from fault, and geology. The disaster vulnerability mapping is assessed by the parameters of population density, land use, poverty ratio, and contribution of Gross Regional Domestic Product (Produk Domestik Regional Bruto—PDRB). The disaster risk mapping is asesed by the susceptibility and vulnerability of each disaster. Multi-disaster risk mapping is assessed by the result of flood risk, landslide risk, and earthquake risk. The multi-disaster risk mapping resulted in 5 (five) risk classifications: 18.42% of very low risk, 28.48% of low risk, 26.15% of moderate risk, 19.51% of high risk, and 7.45% of very high risk. Very high multi-disaster risk zone was on Manisrenggo, Bayat, Prambanan, and Wedi sub-districts. The Spatial and Regional Planning (Rencana Tata Ruang Wilayah—RTRW) of Klaten District in 2011-2031 was not in accordance to the result of this study because the disaster susceptibility mapping from RTRW has not been updated with the current condition, and the regional government of Klaten District has not taken any vulnerability and disaster risk mapping. The results of this study are expected to be an evaluation material to review in the preparation of RTRW Klaten District. Key words: susceptibility, vulnerability, risk, multi-disaster, spatial.

Kata Kunci : kerentanan, kerawanan, risiko, multi bencana, tata ruang.

  1. S2-2017-391166-abstract.pdf  
  2. S2-2017-391166-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-391166-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-391166-title.pdf