Laporkan Masalah

INISIATIF KONSERVASI DALAM SISTEM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI DESA KEMUNING KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG

SALAHUDDIN H A, Kristiani Fajar Wianti. S.Hut., M.Si.

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Inisiatif konservasi sumberdaya alam ialah terobosan baru dalam bidang pengelolaan sumber daya alam baik kegiatan perlindungan, perbaikan maupun pemakaian dengan tetap memelihara kualitas nilainya. Hutan Kemuning merupakan kawasan hutan produksi yang dikelola dengan sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) dengan masyarakat sebagai mitra utama pengelolaan. Hutan Kemuning memiliki vegetasi yang lebih beragam dibandingkan dengan hutan di sekitar desa lainnya. Belum diketahui kegiatan yang dilakukan masyarakat tentang upaya konservasi di hutan tersebut merupakan bentuk inisiatif atau bukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan PHBM serta inisiatif konservasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuning. Penelitian ini dapat memberikan masukan kegiatan konservasi yang sesuai untuk dilakukan pada daerah dengan kondisi yang hampir sama oleh Perum Perhutani KPH Kedu Utara Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan mulai bulan Agustus 2016 sampai April 2017, diawali dari observasi awal dan wawancara terhadap informan. Terpilih delapan orang sebagai informan kunci dengan pertimbangan tertentu untuk diwawancarai secara mendalam. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Focus group discussion dilakukan pada tahap akhir pengambilan untuk melakukan verifikasi data. Inisiatif konservasi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuning diperoleh melalui hasil penggabungan dari wawancara mendalam, observasi, studi literatur, dan focus group discussion. Masyarakat Desa Kemuning melakukan 17 kegiatan yang dikelompokan menjadi pengelolaan kopi dan kegiatan diluar pengelolaan kopi. Kegiatan pengelolaan kopi yang dilakukan yaitu pendangiran, pemanenan kopi, pembersihan gulma, pembuatan teras, pemupukan yang dilakukan dua periode, penyulaman tanaman kopi, pemangkasan pemeliharaan, penyambungan batang kopi, diskusi bagi hasil dengan Perum Perhutani, dan pertemuan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Diluar pengelolaan kopi dilakukan pertemuan paguyuban LMDH, penanaman pohon dan tanaman lain, pengamatan tanaman, dan patroli keamanan. Masyarakat melakukan inisiatif konservasi berupa pembuatan teras untuk mengurangi erosi, pengayaan jenis dan jumlah tanaman, dan pengurangan bahan kimia dalam pemupukan. Bentuk inisiatif konservasi bisa diterapkan pada lokasi lain dengan kondisi yang hampir sama.

Resource conservation initiatives is a new breakthrough in the field of natural resource management both protection activities, as well as improvement of usage with maintains the quality of its value. Kemuning forest is production area managed by Perum Perhutani with community- based forest management (CBFM) system that community as main management partner. Kemuning forest has more diversified vegetation compared to other forests around the village. The community activities about conservation efforts in the forest is still unknown as a form of initiative or not. This research is aimed to describe Kemuning villagers activities of the CBFM system and conservation initiatives. This research can provide the appropriate input for the conservation activities in areas with similar conditions. This study used a qualitative approach. Data was collected start from August 2016 to April 2017, starting with initial observation and interview to the informant. Eight people selected as key informant with particular consideration to do in-depth interviews. Observations applied to watch Kemuning village activities directly. Focus group discussion held to verify data which collected before. The conservation initiatives described by integrated results from interviews, observations, study of literature, and focus group discussion. Kemuning villager do 17 activities grouped into coffee management and non-coffee management. Coffee management were consists of tillage, coffee harvesting, weeding, terracing, fertilizing in two periods, replacing the dead plant, branch cutting, grafting, profit sharing discussion with Perum Perhutani, and community forest organization (CFO) meeting. Non-coffee management activities were CFO group meeting in RPH Candiroto scope, trees planting, plant condition checking, and security patrol. Terracing to decrease erosion, enrichment species, and reducing chemical fertilizer were initiative activities by Kemuning villagers. Conservation initiatives can be applied to other locations with similar conditions.

Kata Kunci : inisiatif konservasi, pengelolaan hutan bersama masyarakat, hutan produksi; conservation initiatives, community-based forest management, production forest