Laporkan Masalah

Pemberdayaan oleh Non Government Organization (NGO) melalui Participatory Rural Appraisal (PRA). (Studi kasus: Institute for Research and Empowerment (IRE) dalam Program Revitalisasi Perajin Batik Tulis Perempuan Pasca Bencana Alam di Koperasi Wanita Suka Maju, Dusun Cengkehan, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, DIY Pada Tahun 2007-2008)

KATRIN DIAN LESTARI, Miftah Adhi Ikhsanto, S.I.P., M.I.O.P

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Studi ini bertujuan untuk menganalisa pemberdayaan dengan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dilakukan oleh Institute for Research and Empowerment (IRE). Di Koperasi Wanita Suka Maju melalui Program Revitalisasi Perajin Batik Tulis Perempuan Pasca Bencana Alam pada tahun 2007-2008. Kajian ini menjadi menarik karena program ini merupakan kali pertama IRE melakukan pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan batik tulis merupakan upaya untuk mengembalikan eksistensi batik tulis, serta penguatan kapasitas pengrajin agar terputus rantai ketergantungan buruh dengan juragan batik. Studi ini menggunakan konsep pemberdayaan milik Robert Chambers dan pendekatan NGO milik James Christenson. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dengan unit analisa data adalah Koperasi Wanita Suka Maju dan IRE. Pengumpulan data melalui obeservasi, wawancara kepada pengurus dan anggota Koperasi Wanita Suka Maju, Pengurus IRE dan studi kepustakaan terkait program pemberdayaan. Hasil data dianalisis melalui pendekatan kualitatif secara induktif dimana analisa dilakukan berdasarkan data, informasi empiris dan fakta. Hasil penelitian menunjukkan pemberdayaan yang dilakukan oleh IRE menerapkan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan memperhatikan people-centered, participatory, sustainable, dan empowering, NGO sebagai inisiator, proses pembelajaran. Peningkatan partisipasi perempuan perajin batik tulis menjadi titik fokus dalam program pemberdayaan. Terlihat dari pelibatan secara aktif anggota di semua tahapan implementasi program mulai dari capacity building, sampai pada penguatan kelembagaan dalam bentuk Koperasi Wanita Suka Maju pada tahun 2008. Pendekatan yang diguanakan IRE dalam pemberdayaan menggabungkan technical assistance dan self help. Selain itu satu tahun melakukan pemberdayaan, IRE mengalami berbagai dinamika dalam pelaksanaan program. Pada akhirnya kerajinan batik tulis kini menjadi pekerjaan utama perempuan di Dusun Cengkehan sehingga mereka tidak lagi menjadi buruh batik. Selain itu pemberdayaan mampu mengurangi rantai ketergantungan buruh dengan juragan.

The study aims to analyze community empowerment in Koperasi Wanita Suka Maju conducted by Institute for Research and Empowerment (IRE) through Revitalisasi Perajin Batik Tulis Perempuan Pasca Bencana Alam program from 2007 to 2008. The program is interesting to be further analyzed as it was the first village empowerment program done by IRE. The objective of the program is to restore the existence of batik tulis, as well as to strengthen capacity of craftsmen in order to break their dependency to batik middle-man. This study uses empowerment concept by Robert Chamber and NGO approach by James Christenson. It is a qualitative research which uses case study as its method. Data analysis unit is focus on Koperasi Wanita Maju and IRE. Data collection is conducted through observation, interview to the boards and members of Koperasi Wanita Suka Maju, the boards of IRE and do some literature analysis related to empowerment program. The data is analyzed by using inductive qualitative approach whereas the analysis is done based on data, empirical information and facts. The research result showed that empowerment done by IRE applied Participatory Rural Appraisal (PRA) approach which put focus on people-centered, participatory, sustainable, and empowering, as well as NGO as initiator and learning process. The increasing of woman participation who work as batik artisan become a focal point of this empowerment program. It can be seen from how all members are actively involved at all stages of program implementation from capacity building, to institutional strengthening in the form of Koperasi Wanita Suka Maju in 2008. IRE used combination of technical assistance and self-help As their empowerment approach. In addition, IRE experienced various dynamics in the implementation within one year program. But at the end, batik handicraft now become the main job of women in Dusun Cengkehan, so that they no longer become batik workers. Empowerment can reduce interdependence between workers, or in this case batik artisan, and the middle-man.

Kata Kunci : Institute for Research and Empowerment (IRE), Participatory Rural Appraisal (PRA), Koperasi Wanita Suka Maju

  1. S1-2017-328707-abstract.pdf  
  2. S1-2017-328707-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-328707-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-328707-title.pdf